Atambua, penatimor.com – Pasca hilangnya Dedi (36), nelayan yang juga warga RT 10/RW 04, Desa Jenilu, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), tim Basarnas melakukan operasi pencarian dan pertolongan.
Pencarian terhadap nelayan yang hilang saat melaut, Senin (1/2/2021) dilakukan di perairan Atapupu, Kabupaten Belu.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, Emi Frezer kepada wartawan, Selasa (2/2/2021) mengaku kalau pihaknya menerima laporan dari Narto (Babinsa Desa Jenilu) tentang kecelakaan 1 buah kapal perahu motor yang belum kembali saat mencari ikan di Perairan Atapupu, Kabupaten Belu.
Tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Kupang berjumlah 10 orang dengan menggunakan 1 unit Rescue D-Max, 1 unit Truck personil dan Rubber Boat dilengkapi Palsar pendukung lainnya ke lokasi untuk melaksanakan operasi SAR.
Tim Rescue berkoodinasi dengan BPBD Belu.
Tim SAR Gabungan melakukan pencarian dengan penyisiran.
Tim SAR Gabungan dibagi menjadi 2 SRU. SRU 1 melakukan penyisiran di perairan dengan menggunakan Rubber Boat Basarnas dan Kapal Patroli Polairud Atapupu.
Sedangkan SRU 2 melakukan pencarian melalui jalur darat dengan melakukan penyisiran di sepanjang pesisir pantai ke arah timur sejauh 9.5 kilometer
Operasi Pencarian dan Pertolongan pada Senin (1/2/2021) hingga pukul 18.00 Wita, dengan hasil sementara masih nihil dan pencarian dilanjutkan pada Selasa (2/2/2021) pukul 06.00 Wita.
Tim SAR yang terlibat antara lain Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, Polairud Atapupu, Pos AL Atapupu, Polsek Kakuluk Mesak, BPBD Kabupaten Belu, Tagana Kabupaten Belu, Babinkamtibmas Desa Jenilu, Babinsa Desa Jenilu, Kepala Desa dan Aparat Desa Jenilu, masyarakat setempat dan keluarga korban.
Diberitakan bahwa Dedi (36), nelayan yang juga warga RT 10/RW 04, Desa Jenilu, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) hilang saat melaut, Senin (1/2/2021).
Dedi nekat melaut padahal saat itu cuaca tidak bersahabat akibat hujan dan angin kencang.
Fadia (29), istri Dedi sudah sempat mengingatkan suaminya agar tidak melaut karena cuaca buruk.
Saat korban hendak melaut, Fadia melarang korban namun korban tidak mengindahkan larangan sang istri.
Korban malah meyakinkan kalau gelombang normal sehingga ia mengambil bekal dan peralatan memancing lalu melaut.
Sang istri hanya bisa berpesan agar korban berhati-hati.
Mukhtar (45), nelayan yang juga warga Dusun Fatuluka, RT 11/RW 04, desa Jenilu, Kecamatan Kakuluk Mesak, kabupaten Belu yang pertama kali mengetahui korban hilang menceritakan kalau sekitar pukul 04.00 wita ia juga melaut.
Sekitar pukul 06.00 wita, Mukhtar selesai memancing dan hendak pulang kembali ke rumah di Atapupu, Kabupaten Belu.
Namun saat tiba di lokasi kejadian yang berjarak kurang lebih 3 mil dari darat (Atapupu), ia menemukan perahu korban dengan posisi mesin perahu masih hidup sedangkan korban tidak ada di atas perahu.
Mukhtar langsung menelepon nelayan yang lain di Atapapu yaknk Arman, La Gacha, Laisa dan La Gano untuk datang membantu mencari atau menolong korban.
Para nelayan berusaha mencari korban namun tidak ketemu. Para nelayan kemudian mengambil dan membawa perahu korban ke darat (Atapupu).
Nelayan yang lain masih berusaha mencari korban hingga saat ini dan korban belum berhasil ditemukan. (mel)