UTAMA  

11 CASN di Kupang Diserang Diare Akibat Konsumsi Makanan Basi

11 CASN di Kupang Diserang Diare Akibat Konsumsi Makanan Basi

Kupang, penatimor.com – Kasus dugaan keracunan makanan kembali terjadi di Kota Kupang.

Kali ini dialami 11 orang Calon Aparatur Sipil Negara (CASN).

Mereka menderita diare dan sembelit sehingga harus dirawat intensif di UGD RSUD Prof.dr. W.Z.Yohanes Kupang.

Diare yang dialami selama dua hari berturut-turut itu mengakibatkan 11 CASN ini lemas dan pusing.

Dugaan sementara, serangan diare yang dialami akibat makanan yang dikonsumsi saat mengikuti pelatihan dasar di Hotel Cendana Kupang.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) atau Balai Diklat NTT, Petrus Keron kepada wartawan, mengaku baru mengetahui kejadian tersebut dari laporan panitia.

“Kita belum bisa pastikan penyebab nya karena mereka (CASN) masih dalam perawatan medis,” kata Petrus Keron usai mengunjungi para korban di RSUD W.Z. Yohanes.

Terkait pengakuan para korban, Petrus mengaku telah berkoordinasi dengan pihak Balai POM, untuk melakukan pemeriksaan atas makanan yang diduga basi sesuai dengan pengakuan para korban.

“Kita tidak bisa memastikan diare yang dialami peserta ini akibat apa, tapi ini harus dari Balai POM yang menyelidiki,” ungkapnya.

Dikatakan, total keseluruhan peserta latihan dasar CASN tersebut sebanyak 160 orang yang terbagi di 4 lokasi pelatihan, diantaranya Hotel Cendana dua kelas, Hotel Cahaya Bapa, Dinas Perkebunan dan Dinas Sosial.

“Di Hotel Cendana itu ada dua kelas dan masing-masing kelas terdapat 40 orang peserta. Peserta pelatihan dasar ini adalah angkatan 15 dan 16 yang dari seluruh NTT,” katanya.

Lanjutnya, makanan yang dikomsumsi para peserta disediakan oleh CV Lara Sati yang beralamat di Kelurahan Kelapa Lima, Kota Kupang.

“Di empat lokasi tersebut dipesan melalui catering namun di lokasi Hotel Cendana saja yang bermasalah sementara dari pengakuan pengantar makanan bahwa mereka masak satu tempat,” ujarnya.

Ditambahkan setelah melakukan koordinasi dengan Balai POM, mereka sudah turun dan mengecek makanan yang dikomsumsi para peserta.

Sampel makanan sisa sudah dibawa dan mereka akan melakukan pengujian kembali di lokasi catering itu.

“Hasil tes dari sampel dan pengujian dari Balai POM ini kita harapkan bisa keluar dalam waktu dekat sehingga bisa memastikan penyebab diare ini. Terhadap masalah yang dialami ini saya mengimbau kepada seluruh peserta dan panitia untuk lebih berhati-hati saat mengomsumsi makan. Jika ada makanan yang tidak sesuai segera melaporkan dan minta diganti,” tandasnya.

Salah satu penderita yang sedang dirawat berinisial N mengaku mengalami diare dan lemas. Ia juga mengaku diare tersebut dialami setelah mengkomsumsi makanan yang basi.

Dikatakan para peserta mendapat jatah makan setiap hari sebanyak tiga kali dan sering mendapat makanan yang tidak pantas dimakan karena lauk yang basi.

“Jadi puncaknya kemarin itu makanan yang kami makan itu nasi setengah masak terus daging ayam itu basi. Kami komplain tapi tidak direspon jadi terpaksa makan dan ada yang beli makan dari luar,” ungkapnya.

Senada juga disampaikan dua orang rekan N yang juga terbaring lemas yang tidak ingin namanya disebutkan, membenarkan bahwa makanan yang dikomsumsinya sudah basi sehingga dipastikan mereka mengalami diare akibat makan tersebut.

“Kami tidak merasa nyaman saat mengikuti pelatihan dan selalu ke toilet dan akhirnya kami dibawa ke RSUD untuk mendapat penangan medis. Ada teman kami yang hamil juga mengalami diare,” ungkap keduanya.

Sesuai dengan informasi yang diperoleh dari peserta latihan di Hotel Cendana juga membenarkan adanya makan yang basi itu. Makan basi beberapa kali diperoleh mulai dari nasi mentah, daging basi dan ikan basi.

Terpantau, terdapat beberapa petugas dari Balai POM Kupang melakukan pemeriksaan dengan mengambil sampel makanan sisa yang dikomsumsi para peserta.

Saat dimintai keterangan, koordinatornya enggan memberikan komentar karena masih melaksanakan tugasnya untuk memeriksa akan makanan tersebut dan hasilnya akan disampaikan.

Kegiatan tersebut telah dilangsungkan sejak Minggu, (21/7) dan akan berakhir pada Kamis (8/8) mendatang dan peserta pelatihan kembali ke kantor masing-masing dan menjalani aktifitas seperti biasa selama 28 hari lalu kembali berkegiatan lagi selama 3 hari lagi. (wil)

error: Content is protected !!