UTAMA  

Polisi Pastikan 4 Warga TTS Tewas dalam Bak Air karena Keracunan

Polisi Pastikan 4 Warga TTS Tewas dalam Bak Air karena Keracunan

SoE, penatimor.com – Aparat kepolisian Polsek Kuanfatu dan Polres Timor Tengah Selatan (TTS) memastikan kalau 4 warga Desa Kelle, Kecamatan Kuanfatu yang tewas dalam bak penampungan air karena keracunan.

“Mereka keracunan. Ini sesuai hasil pemeriksaan medis dan olah tempat kejadian perkara,” ujar Kasat Reskrim Polres TTS, Iptu Henderich Bahtera, STRk, Kamis (4/2/2021).

Para korban keracunan bau semen dan kekurangan oksigen saat berada dalam bak air berukuran panjang 6 meter, lebar 4 meter dan tinggi 2 meter ini.

Hal ini juga sesuai hasil pemeriksaan medis oleh dokter di Puskesmas Kuanfatu, dr Admilia Purba.

Tim medis melakukan visum dan memastikan kalau para korban meninggal karena kekurangan oksigen di dalam bak penampungan.

Kasat juga mengakui kalau polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara, mengamankan barang bukti serta menginterogasi para saksi yang mengetahui kejadian tersebut.

“Kita periksa saksi-saksi yang melihat dan mengetahui kejadian ini,” tandas Kasat Reskrim Polres TTS.

Diberitakan sebelumnya, empat warga
Desa Kelle, Kecamatan Kuanfatu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) ditemukan tewas dalam satu bak penampung air yang belum selesai pengerjaannya.

Mereka ditemukan pada Rabu (3/2/2021) tepatnya di pekarangan Gereja Taloitan Nekaf, Tokomuni, Dusun 3, Desa Kelle, Kecamatan Kuanfatu, Kabupaten TTS.

Korban masing-masing Marthen Tkikhau (59), Braben Abisua Tkikhau (20) yang juga seorang pelajar SMU, Gidion Jidon Finit (61) dan Yakoria Tkikhau (29). Keempatnya merupakan warga Desa Kelle.

Semri Leo (47), saksi yang juga warga desa setempat bersama dia korban Marthen Tkikhau hendak memperbaiki bak penampungan air.

Sebelum kejadian, Marthen dan Semri Leo sempat makan sirih pinang.
Selang beberapa saat, datang anak dari Semri Leo,Ridwan Leo. Korban Marthen pun mengajak Semri dan Ridwan untuk melanjutkan perbaikan bak penampungan air.

Ridwan ditugaskan mencampur semen dan pasir. Sementara korban Marthen membuka tutupan bak penampung air.
Semri Leo sempat melarang korban Marthen agar tidak masuk ke dalam bak penampungan air.

Sebagai seorang tukang, Semri Leo meyakinkan korban, bahwa sangat berbahaya masuk dalam bak yang tidak terdapat oksigen yang cukup.

Korban Marthen meminta tolong ke Semri untuk mengambil besi beton di gereja yang tak jauh dari lokasi kejadian. Besi itu sejatinya akan dipakai untuk membersihkan pipa pembuangan pada bak penampungan tersebut.

Saat Semri mengambil pipa itulah, korban Marthen masuk ke dalam bak. Ketika Semri kembali ke bak penampungan air, ia tidak melihat Marthen.

Semri pun sempat memanggil korban beberapa kali, namun korban tidak menjawab.

Semri kemudian mencari korban ke sekeliling, termasuk naik ke atas bak penampungan air. Dan ternyata menemukan korban sudah tergeletak di dalam bak penampungan.

Semri berteriak minta tolong. Selang beberapa saat datang Braben Tkikhau, dan langsung masuk ke dalam bak penampungan untuk menolong korban Marthen.

Di dalam bak, Braben sempat memeluk tubuh Marthen, dan hendak mengevakuasi ke atas bak. Namun tiba-tiba Braben pingsan dalam bak penampungan air.

Semri sempat mencegah dan melarang agar jangan ada orang lagi yang masuk ke dalam bak.

Kemudian, Yakoria Tkikhau datang dan melihat ke dalam bak penampungan tersebut. Semri juga melarang Yakoria agar tidak masuk ke dalam bak tersebut, namun Yakoria nekat dan tak menghiraukan ucapan Semri.

Di dalam bak tersebut, Yakoria sempat memegang salah satu kaki korban Marthen, namun saat itu korban Yakoria langsung pingsan dan jatuh dalam bak.
Gidion Finit yang juga berada di lokasi tersebut dan sedang membantu Ridwan memcampur semen hendak memberikan bantuan.

Ia kemudian berusaha masuk ke dalam bak penampungan untuk menyelamatkan ketiga korban yang lain padahal Semri sudaj menegur dan melarang.

Gidion tetap bersikeras dan masuk ke dalam bak tersebut.

Karena panik, Semri sempat mengikuti Gidion dan masuk dalam bak air. Namun saat hendak masuk, Semri nyaris pingsan dan ia ditarik keluar bak oleh Ridwan Leo.

Warga sekitar sudah mulai berdatangan hendak memberikan bantuan.
Usai siuman, Semri melihat ke dalam bak dan ternyata keempat orang korban tersebut tertidur dalam bak dan tidak bergerak lagi.

Ridwan Leo (18), mengaku ketika mendengar teriakan minta tolong dari Semri maka ia dan Gidion datang menghampiri dan ikut naik ke atas bak.

Saat di atas bak, Ridwan sempat mencium bau semen yang sangat menyengat dan menyesakkan dada. Gidion masuk ke dalam bak berniat menolong tiga korban lainnya padahal sudah dilarang. Gidion pun mengalami nasib yang sama.

Pasca empat orang warga tewas dalam satu bak, tidak ada lagi warga yang berani masuk karena bau semen dari dalam bak tersebut sangat menyengat.

Bahkan warga yang duduk di bibir bak juga nyaris pingsan mencium bau dari dalam bak berukuran panjang 6 meter, lebar 4 meter dan tinggi 2 meter ini.

Diketahui kalau bak dibuat dari semen dan pada bagian atas terdapat lubang dengan ukuran 70 x 70 centimeter.
Untuk mengevakuasi jasad para korban, warga harus membobol bak penampungan air tersebut. (mel)