KUPANG, PENATIMOR – Bripka Supriadi Nurdin dan istrinya Maria Fatimah membangun usaha rumah makan yang diberi nama Coto Makassar Tall’a.
Dengan mengambil lokasi di jantung Kota Kupang, Bripka Supriadi Nurdin yang biasa disapa Paman Nurdin memberikan nuansa lain bagi rumah makannya.
Ia menyiapkan wisata sejarah sederhana. Salah satu cara sederhana yang dilakukan dengan memajang potret gubernur NTT dari masa ke masa.
Rumah makan ini beralamat di lantai 2 Ruko Jalan Urip Sumohardjo, persis depan Bank Mandiri, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang.
“Saya memang asli Makassar, tapi istri saya berasal dari Kabupaten Belu dan kabupaten Sabu Raijua. Saya sengaja memajang foto para gubernur NTT untuk mengingatkan kembali sejarah NTT. Kebanyakan generasi sekarang lupa akan para gubernur yang pernah memimpin NTT,” ujar Paman Nurdin yang juga anggota Pospol Kanaan, Polres Kupang Kota, ketika ditemui di rumah makan nya, Rabu (30/9/2021) malam.
Rumah makan ditata secara menarik. Ia juga memajang dua aquarium besar lengkap dengan ikan hias dengan nuansa hijau dan segar tampak pada dekorasi rumah makan.
Bagian depan dibiarkan terbuka sehingga pengunjung pun tidak gerah saat menikmati coto Makassar.
Pada dinding rumah makan, Paman Nurdin memasang foto para gubernur yang pernah memimpin NTT sejak provinsi NTT terbentuk pada tahun 1958.
Dimana ada foto Wiliam Johan Lalamentik gubernur NTT periode 1958-1966. Kemudian potret Elias Tari, gubernur periode 1966-1978.
Kemudian foto gubernur dr Aloysius Ben Mboy, gubernur NTT periode 1978-1988. Foto dr Hendrikus Fernandez, gubernur NTT masa 1988-1993.
Selanjutnya foto Mayjen TNI (Purn) Herman Musakabe, gubernur NTT periode 1993-1998.
Ada pula foto Piet A Tallo, SH, gubernur NTT dua periode masa 1998-2008.
Kemudian foto Drs Frans Lebu Raya, gubernur NTT periode 2008-2018 serta gubernur NTT saat ini, Viktor Bungtilu Laiskodat yang menjabat sejak tahun 2018 lalu.
Paman Nurdin bercerita, ketika sore hari ia memajang foto para mantan gubernur NTT ini, malam nya saat tidur, istrinya Maria Fatimah bermimpi didatangi seorang pria bertubuh besar dan berambut perak.
“Kepada istri saya, pria tersebut meminta agar kami pasang kaca pada bagian depan. Istri saya sendiri tidak mengenali pria tersebut,” ujarnya.
Namun pria dalam mimpi Maria Fatimah ini mirip mantan gubernur NTT Piet A. Tallo yang sudah meninggal dunia pada tahun 2008 lalu.
Paman Nurdin mengaku mencari foto dan biodata para gubernur NTT dari media sosial.
Ia mengakui beberapa pengunjung dan anaknya sering bertanya saat melihat foto-foto mantan gubernur NTT dipajang di rumah makannya.
Paman Nurdin dan istrinya pun menjelaskan soal para mantan gubernur ini.
Paman Nurdin menyadari, walaupun ia pendatang namun ia ingin mengingatkan generasi masa kini dan pengunjung rumah makannya soal para mantan gubernur NTT yang memiliki jasa membangun NTT.
“Saya anggap mereka (para mantan gubernur NTT) sebagai orang tua saya dan saat pengunjung datang untuk makan maka mereka bisa mengenang kembali para pemimpin di daerah ini,” tandasnya.
Diakui pula kalau tidak ada rumah makan di Kota Kupang yang menyiapkan konsep kuliner sambil wisata sejarah ini.
Ia berharap, dengan keberadaan potret para mantan dan gubernur NTT saat ini, masyarakat yang datang berkunjung ke rumah makannya tidak melupakan sejarah.
Siapkan Aneka Menu
Di Coto Makassar Tall’a yang buka setiap hari mulai pukul 10.00 wita hingga pukul 20.00 wita, disediakan aneka menu.
Ada coto Makasar, mie titi, ayam lalapan dan bakso.
Harga makanan pun cocok untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Untuk coto Makasar dijual per paket Rp 25.000 terdiri dari coto, nasi atau ketupat dan teh.
Mie titi dilengkapi dengan pentolan dan udang. Sementara bakso dan teh dihargai Rp 15.000.
Rumah makan ini juga menyiapkan aneka minuman, jus dan es buah dengan harga bersahabat.
Paman Nurdin yang memang hobi memasak meracik sendiri bumbu makanan di rumah makan. Sementara pengelolaan diserahkan pada sang istri.
Ia juga mempekerjakan puluhan anak-anak daerah.
“Saya memperlakukan mereka yang membantu saya sebagai anak. Jadi semua pekerja saya panggil anak.
Saya tidak mau mereka memanggil saya bos tapi cukup dengan bapak karena itu bentuk kedekatan dan kekeluargaan,” ujar Paman Nurdin.
Di lantai 1 rumah makannya, paman Nurdin menjual aneka aquarium dan aksesories nya. Harga jual pun mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 900.000. Selain aquarium, juga disediakan ikan hias dan perlengkapan aquarium.
Ia juga mempekerjakan belasan anak –
anak daerah untuk pengelolaan penjualan aquarium dan perlengkapannya serta ikan hias.
“Saya lebih mengutamakan pelayanan, masalah harga nomor dua. Yang penting pelanggan puas dan juga mendapatkan ilmu sejarah,” tandas Paman Nurdin.
Di rumah makan yang bisa menampung 50 orang pengunjung ini, pengunjung juga akan dimanjakan dengan alunan musik dan pelayanan secara cepat dan sambil menunggu pesanan, pengunjung bisa melihat-lihat potret gubernur NTT dari masa ke masa. (wil)