KUPANG, PENATIMOR – Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Nusa Tenggara Timur (NTT) dibawa duet kepemimpinan Ketua Chris Mboeik dan Wakil Ketua Ridwan Angsar, terus gencar melakukan berbagai terobosan trategis guna membangkitkan atmosfir olahraga sepakbola di NTT.
Senin (7/3/2022) siang, telah dilakukan tatap muka Asprov PSSI NTT bersama Kadis Pendidikan NTT Linus Lusi dan Kadis Pemuda dan Olahraga NTT Hildergardis Bria Seran.
Kedua Kadis ini turut didampingi Sekretaris Dinas dan beberapa staf.
Sementara Chris dan Ridwan didampingi Wakil Sekretaris Piter Fomeni, Anggota Komite Eksekutif Dr Andreas Jhoni Lumba, dan Ketua Komite Sepakbola Wanita Christien Samiyati Pati.
Dalam tatap muka yang berlangsung di ruang rapat Kadispora tersebut, direncanakan untuk digelar turnamen sepakbola Liga Pelajar Putra dan Putri tingkat SMA/SMK se-NTT.
Turnamen yang sesuai rencana bakal digelar pada bulan Juni-Juli 2022 ini dinilai sangat penting untuk menjaring bibit pemain muda potensial dan berbakat di seluruh daerah yang nantinya akan memperkuat tim sepakbola NTT.
Berbagai pemikiran muncul dalam diskusi tersebut dan semuanya mengerucut pada kesepakatan agar turnamen ini dapat terselenggara dengan baik.
Ketua Asprov PSSI NTT Chris Mboeik pada kesempatan itu, mengatakan, pertandingan Liga Pelajar terlebih dahulu akan berlangsung di daerah, dan pada babak delapan besar hingga final digelar di Kupang.
Tentunya untuk pertandingan di daerah, menurut Chris, penyelenggaraan sepenuhnya akan menjadi tugas masing-masing Askab/Askot.
Chris juga mengapreasi seluruh pemikiran yang dikemukakan dalam forum tersebut dan berharap semuanya dapat bekerja sama menggelorakan dan meningkatkan animo dan atmosfir sepakbola di NTT.
“Terima kasih atas semua pikiran-pikiran yang sangat bagus. Kita juga realistis dengan seluruh kondisi. Kita hanya punya semangat dan jaringan. Untuk itu, jika mau tetap hidup maka harus kolaborasi. Intinya kita mulai dulu sesuatu, biar yang sistemik nanti berjalan, walau dengan pendanaan yang sangat terbatas,” kata Chris Mboeik yang juga Wakil Ketua DPRD NTT asal Fraksi Partai Nasdem.
Masih menurut Chris, Liga Pelajar harus dapat dilaksanakan dengan baik untuk mencari bibit pemain berbakat secara sporadis.
“Dengan kompetisi ini, sambil kita berpikir untuk program U-15, U-17 hingga El Tari Cup. Intinya membuat sepakbola hidup dengan melibatkan seluruh Askab/Askot, sambil kita menjaring bersama-sama,” kata Chris lagi.
Sementara, Wakil Ketua Asprov PSSI NTT Ridwan Angsar, pada kesempatan itu, juga mengingatkan agar pelaksanaan Liga Pelajar harus dikemas dengan baik sehingga tidak mengganggu atau membebani proses pembelajaran para pemain di sekolah.
Merespon hal ini, Kadis Pendidikan NTT Linus Lusi, mengatakan, kewenangan untuk SMA/SMK berada pada Dinas Pendidikan NTT, sehingga nantinya selama pertandingan di Kupang, bisa diupayakan agar para pemain yang berasal dari daerah bisa dititipkan bersekolah pada SMA/SMK di wilayah Kota Kupang.
Dr Andreas Jhoni Lumba menambahkan, nantinya petunjuk teknis penyelenggaraan Liga Pelajar di daerah akan dibuat oleh masing-masing Askab/Askot dengan menyertakan pemain yang dianggap dapat mendukung tim, sementara Asprov hanya mengoorganisir dengan bekerja sama dengan Dispora.
Christien Samiyati Pati pada kesempatan itu, juga mengingatkan agar Liga Pelajar juga mengakomodir sekolah swasta, sehingga selain mencegah diskriminasi, juga penjaringan bibit pemain muda berbakat benar-benar maksimal.
“Liga Pelajar untuk putri juga harus dilaksanakan, sehingga bisa menjaring bibit-bibit pemain putri yang nantinya bisa menjadi masa depan tim putri NTT,” harap Christien yang juga Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT asal Fraksi Partai Nasdem.
Guna mematangkan rencana turnamen Liga Pelajar, dalam waktu dekat akan digelar rapat koordinasi secara virtual melibatkan seluruh Dispora, Dinas Pendidikan dan Askab/Askot se-NTT. (nus)