KUPANG, PENATIMOR – Komunitas motor Kupang Max Owner merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-4 dengan menyelenggarakan Musyawarah Besar (Mubes), donor darah dan bakti sosial di wilayah Kota Kupang.
Musyawarah besar digelar di Hotel Neo Aston Kupang pada (17/10/2021).
Mubes untuk membahas perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), serta pemilihan ketua dan pengurus Kupang Max Owner
periode 2021-2024 dan penyusunan program kerja.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Divisi Organisasi, Ronald Louk, didampingi pengurus Kupang Max Owner dalam konferensi pers di Hotel Naka Kupang, belum lama ini.
Lanjutnya, Mubes sebelumnya direncanakan digelar pada awal tahun, namun karena pandemi Covid-19 dan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) maka ditunda.
Saat ini dengan PPKM level 2, sehingga bisa digelar kegiatan Mubes dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
“Komunitas Kupang Max Owner sebelum masa pandemi Covid-19 selalu aktif melakukan kegiatan sosial,” kata Ronald Louk.
Dia mengajak komunitas motor atau otomotif lainnya di Kota Kupang untuk dapat tertib secara organisasi dengan memiliki AD/RT, menggelar pertemuan tingkat daerah, juga melakukan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
“Dengan digelar Mubes yang dilakukan Komunitas Kupang Max Owner mungkin bisa merangsang komunitas yang lainnya agar bisa melakukan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kupang Max Owner sudah melakukan bakti sosial ke panti asuhan pada perayaan HUT ke-3.
Namun pada HUT ke-4 kegiatan sosial terpusat di Kota Kupang dengan kegiatan donor darah dan juga pembagian sembako.
“Kami kali ini lebih fokus ke kegiatan donor darah dan ini yang menjadi sub tema kegiatan kami,” jelasnya.
Ditambahkan Ketua Kupang Max Owner Alan Girsang, bahwa Mubes dalam pelaksanaan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan.
Mubes dihadiri anggota Kupang Max Owner di wilayah kota/kabupaten Kupang.
“Kita menggelar donor darah sebagai bentuk aksi sosial kita dan menggandeng berbagai pihak dan komunitas lainnya. Saat ini anggota Komunitas Kupang Max Owner sendiri sudah berjumlah 40 orang dari berbagai kalangan di Provinsi NTT,” tutup Alan. (wil)