KUPANG, PENATIMOR – Sebagai bukti dukungannya terhadap suksesnya penyelenggaraan agenda Sidang Sinode GMIT ke-35 yang akan berlangsung di Kabupaten Sabu Raijua tahun 2023 mendatang, maka manajemen Bank NTT menyerahkan Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp 500 juta ke Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Kamis (2/9/2021).
Adapun CSR ini diperuntukan bagi pembangunan gedung pertemuan sidang sinode GMIT di Sabu Raijua.
Hadir Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, Direktur Kepatuhan Hilarius Minggu, Kepala Divisi Rencorsec, Endri Wardono, sedangkan dari pihak Sinode GMIT hadir Wakil Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Gayus Polin, S.Th., Wakil Sekretaris, Pdt. Eliaser Maplani, S.Th., dan ketua panitia pembangunan gedung pertemuan sidang sinode GMIT di Sabu Raijua, Thimotius Ludji serta sejumlah staf sinode.
Dalam sambutannya Dirut Alex Riwu Kaho mengurai sedikit tentang kondisi Bank NTT saat ini, bahwa selama 13 tahun Bank NTT dalam status cukup sehat dan dalam waktu 7 bulan terakhir, pihaknya menggenjot seluruh potensi dan akhirnya membuahkan hasil.
Pada 18 Agustus 2021 lalu, oleh OJK mereka dinyatakan lolos tingkat kesehatan bank II sehingga masuk kategori sebagai bank sehat.
“Ini buah dari kerja keras, sehingga kami mohon dukungan doa seluruh perangkat Sinode GMIT. Berkenan mendukung kami semua di Bank NTT karena kami punya cita-cita dan harapan bahwa di tahun 2023, kita menjadi bank devisa. Persiapan-persiapan baik di tingkat internal maupun eksternal sedang kita lakukan,” tegasnya.
Alex menambahkan, kehadiran mereka di gedung Sinode GMIT juga sebagai bukti komitmen atas dukungan dan kerjasama dari Sinode GMIT kepada Bank NTT sebagai mitra dalam beberapa bidang baik dalam pengelolaan keuangan di Sinode GMIT maupun kemitraan-kemitraan pemberdayaan jemaat dan sebagainya.
“Kami berharap agar pola-pola kerjasama ini terus beradaptasi dengan kemajuan-kemajuan teknologi dan peradaban yang sedang terjadi. Kita memiliki langkah-langkah yang sedang disusun untuk nantinya proses digitalisasi layanan perbankan ini bisa melayani berbagai kebutuhan masyarakat. Kita juga segera resmikan layanan smart branch yakni kantor cabang utama, sebelumnya pada 17 Juli lalu Pak Gubernur sudah meresmikan di kantor cabang khusus.”
Bahkan masih menurut Alex, jika Sinode GMIT, klasis-klasis dan jemaat di bawah pengawasan sinode dan panitia pembangunan gedung sidang sinode di Sabu Raijua membutuhkan dukungan sistem pembayaran termasuk pemberian kolekte dan lain-lain berbasis digital, maka Bank NTT siap bekerjasama memfasilitasinya.
Alex mencontohkan kerjasama Bank NTT yang berhasil seperti dengan pemuda jemaat GMIT Horeb Perumnas manakala mereka difasilitasi untuk menghidupkan sektor UMKM.
Bank NTT menghadirkan digital agen di sana yang dikelola oleh pemuda sehingga mereka melayani jemaat memfasilitasi transaksi pembeliaan pulsa dan sebagainya.
“Semoga peluang seperti ini juga dibahas dalam sidang sinode nanti untuk pemberdayaan pemuda,” pungkasnya.
Lebih jauh Alex menambahkan bahwa masih banyak program yang mereka ajukan dan pihaknya siap bersinergi dengan IT di sinode demi suksesnya program-program kedepan.
“Mohon mendoakan kami semua di Bank NTT agar bisa mengemban tugas dan tanggungjawab serta agar dalam eksekusi program, tidak mempermalukan Tuhan,” pungkas Alex yang juga mantan Ketua Pemuda GMIT Jemaat Imanuel Oepura ini.
Sementara itu pihak Sinode GMIT berterima kasih atas perhatian dari Bank NTT dengan memberikan bantuan untuk pembangunan gedung untuk sidang sinode nanti.
Wakil Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Gayus Polin, S.Th., saat itu menegaskan, “Kami dalam suatu kesadaran bahwa dalam persiapan persiapan untuk menyelenggarakan persidangan sinode itu sangat dibutuhkan campur tangan dan kerjasama dengan berbagai pihak melihat kondisi dimana Sabu Raijua itu pulau kecil dan tentu berbagai keterbatasan untuk menyelenggarakan persidangan. Butuh semua pihak untuk bahu membahu demi suksesnya persidangan,”tegas Gayus.
Ditambahkan bahwa secara fisik bangunan-bangunan gereja untuk menampung peserta sidang sudah tidak memungkinkan sehingga panitia harus bekerja keras untuk menyiapkan aula persidangan.
Dalam kaitan dengan persiapan-persiapan itu, panitia dan majelis sinode harian menurutnya bekerjasama dengan semua pihak termasuk Bank NTT sebagai mitra untuk menyatakan kepedulian dan cinta kasihnya dalam hal persiapan menuju persidangan ke-35.
“Terima kasih atas kehadiran Bank NTT yang menyatakan bahwa ada perhatian serius, kepedulian dan semangat persaudaraan untuk membangun baik dari sisi gereja, dan saya kira kalau berhasil dibangunnya gedung itu tentu akan sangat bermanfaat bagi pelayanan jemaat disana maupun pelaksanaan sidang sinode, dan ini satu simbol kerjasama yang baik dalam membangun NTT khususnya Sabu.”
Pihak Sinode GMIT berjanji bahwa bantuan yang diserahkan kepada GMIT melalui panitia akan dikelola untuk menghasilkan fasilitas gedung yang sangat membantu. Juga terkait kerjasama di bidang program pemberdayaan, majelis Sinode GMIT pun dalam berbagai kesempatan sudah bertemu dengan pihak direksi Bank NTT untuk program-program kemitraan.
“Walau kami sadari beberapa diantaranya belum ada tindaklanjut yang signifikan. Karena pandemi membuat kita terbatas untuk berkomunikasi, membangun diskusi-diskusi intens. Namun kami majelis harian sudah bersurat resmi ke klasis-klasis jemaat untuk menangkap peluang dari Bank NTT baik dalam bentuk pengelolaan keuangan perbendaharaan maupun berbagai informasi laporan secara digital,” tegasnya menambahkan, dengan demikian diharapkan klasis jemaat yang punya kewenangan bisa berkoordinasi dengan pihak Bank NTT.
Namun ada kendala, mereka belum melakukan evaluasi menyeluruh klasis mana atau jemaat mana yang sudah bekerja sama.
“Termasuk program QRIS, kami sudah sampaikan dalam berbagai kesempatan namun sejauh mana itu direspon sebagai program bersama, kami perlu evaluasi lagi.”
Pihak sinode pun berharap agar kedepan sebagai mitra, semangat kemitraan yang ada terus dipupuk dan juga dalam hubungannya dengan informasi-informasi yang selalu membuka ruang kesempatan bagi GMIT untuk ambil bagian dalam kemajuan Bank NTT.
“Kita sangat bersyukur karena Bank NTT sudah dinyatakan sebagai bank sehat. Ini bukti kerja keras dalam membangun bank dari direksi dan jajaran yang luar biasa. Kami selalu dukung doa dan memberikan semangat agar Tuhan membuka jalan sehingga upaya-upaya peningkatan kemajuan pelayanan dari Bank NTT dari hari ke hari semakin maju dan jaya,” pungkas Pdt Gayus.
Seremoni ini ditandai dengan penyerahan CSR oleh Direktur Kepatuhan Bank NTT, Hilarius Minggu dan diterima Wakil Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Gayus Polin, S.Th., disaksikan Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho, Wakil Sekretaris, Pdt. Eliaser Maplani, S.Th., ketua panitia pembangunan gedung pertemuan sidang sinode GMIT di Sabu Raijua, Thimotius Ludji, Kadiv Rencorsec Bank NTT, Endri Wardono dan sejumlah staf sinode. (*/wil)