Lewoleba, penatimor.com – Erupsi dahsyat pada Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata mengakibatkan lumpuhnya arus transportasi udara di Negeri Sembur Paus itu.
Informasi terkini dari BMKG menyebutkan bahwa di Bandara Wunopito Lewoleba saat ini telah terjadi hujan abu vulkanik.
“Untuk saat ini Bandara Wunopito akan ditutup. Masih menunggu diterbitkan NOTAM atau Notice To Airmen,” sebut sumber resmi dari BMKG Kupang.
“Untuk maskapai sudah diinformasikan juga melalui informasi NOTAM maupun informasi SIGMET maupun SIGWX,” imbuhnya.
Informasi NOTAM penutupan Bandara Wunopito Lewoleba dimulai pukul 12.58 Wita hingga 17.00 Wita (operasional bandara) hari ini.
Hingga pukul 17.00 Wita karena operasional bandara Lewoleba terakhir memang jam tersebut.
Untuk diketahui aktivitas penerbangan di Bandara Wunopito sejak awal September 2020 mengalami kevakuman karena pandemi Covid-19.
Selama ini dilayani maskapai TransNusa dan Susi Air.
Sesuai rencana maskapai Wings Air baru akan melakukan penerbangan perdana ke Lembata pada Senin (30/11/2020).
Diberitakan sebelumnya, warga masyarakat yang mendiami wilayah Ile Ape (Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur), Kabupaten Lembata dibuat panik dengan peristiwa alam pada Gunung Ile Lewotolok (Ile Ape).
Warga setempat berusaha menjauh dari area lereng Ile Lewotolok untuk menyelamatkan diri dari ancaman abu vulkanik.
Erupsi itu menimbulkan asap tebal disertai abu vulkanik keluar dari kawah Ile Lewotolok dan membumbung tinggi ke langit lalu menyebar hingga ke beberapa wilayah tetangga seperti pesisir Kecamatan Lebatukan.
Terkait fenomena alam ini, BMKG melalui Pos Pengamatan Gunungapi Ile Lewotolok, membenarkan erupsi terjadi pukul 09.45 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 4.000 m di atas puncak (± 5.423 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan barat.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi ± 10 menit.
Saat ini Gunung Ile Lewotolok berada pada Status Level II (Waspada).
BMKG juga merekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok dan pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak beraktivitas dalam zona perkiraan bahaya di dalam area kawah Gunung Ile Lewotolok dan di seluruh area dalam radius 2 km dari puncak/pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.
Sedangkan untuk informasi sebaran debu vulkanik (sesuai tupoksi BMKG) adalah ke arah barat dan barat laut.
Sementara, Sekda Lembata Paskalis Ola Tapo Bali, mengatakan, Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok telah memerintahkan untuk mengevakuasi masyarakat ke tempat yang aman.
“Kami juga memohon dukungan armada dan personel TNI-Polri untuk hal ini. Kami sudah perintahkan seluruh kendaraan dinas Pemkab dikerahkan mengevakuasi masyarakat sekitar,” kata Sekda.
Masih menurut Sekda, yang terdampak sesuai peta KRB adalah Desa Todanara sampai dengan Lamau.
Nmun tidak tertutup kemungkinan pada desa-desa sekitar lainnya.
“Untuk proses evakuasi diutamakan kelompok rentan, seperti orang tua, jompo, anak-anak, ibu hamil, dan orang sakit,” kata Sekda lagi.
“Titik kumpul sementara di depan kantor Bupati Lama. BPBD diminta menyiapkan tenda-tenda penampungan,” imbuhnya.
Sementara itu, informasi lainnya dari masyarakat, menyebutkan, fenomena alam pada Gunung Ile Lewotolok seperti saat ini terjadi setiap 100 tahun.
Sekira seratus tahun yang lalu, erupsi hingga letusan Gunung Ile Lewotolok juga disebutkan pernah terjadi.
Kejadian itu membuat sebagian warga Ile Ape mengungsi ke wilayah Kecamatan Lebatukan dan hingga kini mendiami wilayah Waienga (Desa Leramatan), Tapulangu, dan Lewolein (Desa Dikesare).
Sebelum erupsi hebat hari ini, erupsi Gunung Ile Lewotolok juga terjadi beberapa hari sebelumnya namun tidak separah sekarang. (wil)