Kupang, penatimor.com – Kepala Divisi (Kadiv) Hubinter Polri, Irjen Pol Drs Johni Asadoma, MHum., resmi membuat laporan polisi terkait pencemaran nama baik melalui media sosial facebook (FB).
Dia melaporkan dua akun facebook masing-masing “Ceponk” dan “Walde Takeek”.
Direktur Reskrimsus Polda NTT, Kombes Pol Yudi Agustinus Benyamin Sinlaeloe, SIK., kepada wartawan dalam jumpa pers di lobi Lantai 1 Mapolda NTT, Selasa (29/12/2020) membenarkan hal tersebut.
“Laporan polisi baru masuk. Pelapor JA (Johni Asadoma),” ujar sosok yang juga mantan Direktur Reskrim Umum Polda NTT itu.
Kasus ini ditangani penyidik Subdit V/Cyber Crime Dit Reskrimsus Polda NTT.
Polisi sudah memeriksa sejumlah saksi termasuk Barka Manipalai.
Barka awalnya ingin membuat laporan polisi namun karena sudah dilaporkan oleh Irjen Johni Asadoma, maka Barka sebagai saksi korban.
“Saya tidak buat LP lagi karena hanya satu LP saja. Pak Johni yang sudah buat LP dan saya jadi saksi korban saja,” ujar Barka saat ditemui di Mapolda NTT, Senin (28/12) siang.
Polisi juga masih melacak pemilik akun facebook Ceponk dan Walde Takeek yang menulis tulisan dan mengomentari tulisan tersebut.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, sebuah akun facebook Ceponk memuat informasi yang menyudutkan dan mencemarkan nama Johni Asadoma (Kadiv Hubinter Polri/mantan Waka Polda NTT).
Akun facebook ceponk menulis di group forum Kota Kupang. Status ini dimuat pada Minggu (27/12/2020) petang dan dikomentari puluhan akun facebook.
Dalam tulisannya ke group Forum kota Kupang, ceponk menulis soal kejadian pengrusaka fasilitas taman Tirosa Kota Kupang.
Ia menuduh kalau pengrusakan ini dipimpin Barka yang diakuinya sebagai suruhan JA (Johni Asadoma).
Ia menyebut kalau JA adalah salah satu kandidat calon walikota Kupang 2022.
Ceponk menulis kalau Barka bukan saja merusak fasilitas umum tetapi juga menyusun siasat dengan rencana menggagalkan pembangunan air bersih/SPAM Kali Dendeng yang saat ini dikerjakan kementrian untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Kupang.
Tulisan status ceponk selengkapnya berbunyi ‘Kejadian tadi malam di Taman Tirosa, Kejadian ini dipimpin oleh seorang nama Barka, memimpin segerombolan anak dari kampungnya merusak sejumlah fasilitas
Pemkot di Bundaran Tirosa.
Si Barka ini merupakan suruhan dari salah satu kandidat calon wali Kota Kupang 2022 berinisial JA. Bukan hanya fasilitas umum yang mereka rusaki, mereka juga menyusun siasat dengan rencana menggagalkan pembangunan air bersih/SPAM Kali Dendeng yang saat ini dikerjakan Kementrian untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Kupang.
Stop sudah cara-cara kotor seperti ini kawan kalau mau jadi calon Wali Kota, mohon jangan merusak fasilitas yang sudah dibangun dengan uang rakyat. Kalau mau jadi pemimpin di Kota ini mari bersaing secara sehat, jangan karena politik lalu harga diri juga kalian rendahkan, kasian JA kalau begini gaya politiknya”.
Salah satu komentar datang dari akun nama Walda Takeek.
Ia mengomentari status ini “Barka Manipalai dari Manutapen suruhan dari Joni Asadoma, sesama orang Alor yang ingin menghancurkan Kota Kupang, Ooooo ternyata begini akal busuk kalian,
Pantas saja si Barka ini datang
larang untuk jangan bangun IPA Kali
Dendeng”.
Walda Takeek masih menulis komentarnya “SUDAH KUDUGA SEJAK AWAL TRIMKSH INFONYA Barka Manipalai ini dari Manutapen suruhan dari Joni Asadoma, yang ada gembar-gembor mau calon waliKota, mereka sesama orang Alor yang ingin menghancurkan Kota Kupang. Ternyata begini akal busuk kalian, pantas saja si Barka ini datang larang untuk Jangan bangun IPA Kali Dendeng waktu sosialisasi.
Namun pada Minggu (27/12/2020) malam postingan tersebut sudah dihapus.
Awalnya status ini masih ada dan dikomentari banyak orang. Namun kolom komentar tidak bisa dibuka. Namun pada malam hari tulisan postingan ini sudah hilang.
Irjen Pol Johni Asadoma yang dikonfirmasi, Minggu (27/12) malam mengakui sudah mengetahui hal ini.
“Saya baru tiba di Jakarta dan dapat informasi ini,” tandasnya.
Ia mengaku segera membuat laporan polisi di Polda NTT. “Iya saya mau buat LP karena ini betul-betul pembunuhan karakter,” ujar mantan Waka Polda NTT ini.
Jenderal polisi bintang dua ini mengaku tidak tahu apa-apa terkait hal ini.
“Saya tidak terima. Saya tidak tahu apa-apa tapi dirusak nama saya seperti ini,” tegasnya. (wil)