KUPANG, PENATIMOR – Hari yang indah dan penuh bahagia telah tiba, Jumat, 29 Oktober 2023, saat kisah cinta Charlos dan Astrid mencapai puncaknya. Keduanya mengikat janji suci mereka di Gereja Santa Familia Keuskupan Agung Kupang.
Prosesi pernikahan mereka dipenuhi dengan kebijaksanaan, kebahagiaan, dan keindahan. Semuanya terasa begitu sempurna, dan kesan budaya daerah begitu kuat dalam setiap detail acara mereka.
Charlos dan Astrid adalah pasangan muda asal Kabupaten Sikka, dan mereka memilih untuk merayakan hari bahagia mereka dengan cara yang unik, edukatif, dan menghibur.
Tema budaya menjadi fokus utama pernikahan mereka, suatu hal yang jarang dilakukan oleh generasi muda saat ini.
Keduanya mengucapkan ikrar cinta mereka di hadapan altar Tuhan dengan khidmat dan syukur. Sakramen pernikahan mereka diterima dengan penuh kehangatan oleh imam, orangtua, saksi, rekan kerja, dan umat yang memenuhi gereja Santa Familia yang diresmikan oleh utusan Vatikan Mgr. Stanislaw saat itu.
Acaranya sangat terorganisir dengan baik dan penuh nuansa budaya, mulai dari tarian dan musik tradisional gong waning yang menyertai mereka dari rumah pengantin hingga gereja, petugas liturgi, hingga selebrasi pelepasan balon dan burung merpati di halaman gereja setelah Misa Pemberkatan oleh Imam.
Pelepasan balon dan burung merpati menjadi simbol kesetiaan dan kebahagiaan mereka dalam memulai kehidupan baru sebagai pasangan suami istri.
Prosesi pernikahan pasangan Charlos dan Astrid dengan nama lengkap Charolus Luanga Saka, S.IP., M.Tr.I.P dan Yustina Lastri Lokang, S.E., M.M, menarik perhatian publik.
Sebagai generasi muda dari Kabupaten Sikka, Charlos, seorang ASN muda di lingkup Pemkab Sikka, dan Astrid, tampil luar biasa dalam kostum daerah Kabupaten Sikka yang dipadukan dengan corak Kimang.
Charlos mengenakan lipa, kain sarung prenggi dengan baju merah maroon yang disempurnakan dengan selendang dan destar, sementara Astrid tampil cantik dengan sarung warna sepadan dan baju kuning yang elegan, dilengkapi dengan gelang, dong, dan sanggul khas nona Maumere.
Keduanya disambut seperti raja dan ratu dengan tarian hegong dan soka papak dari Wilfrid dan tim seni kreasi dari Sanggar Mapitara Kupang saat memasuki pelaminan untuk merayakan bersama keluarga dan teman-teman.
Charlos dan Astrid tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan mereka, dan tepuk tangan meriah memenuhi ballroom Cahaya Bapa Hotel Kupang.
Charlos berbagi bahwa mereka memilih tema pernikahan yang kental budaya daerah Kabupaten Sikka dengan tujuan melestarikan dan memberikan pendidikan tentang pentingnya seni budaya daerah kepada generasi muda.
Menurut Charlos, budaya adalah akar dari semua nilai dan pedoman hidup yang harus dijaga dan dilestarikan. Dia merasa bahwa banyak masalah yang terjadi di Kabupaten Sikka saat ini muncul karena kurangnya pemahaman dan penghargaan terhadap budaya dan tradisi yang diteruskan oleh leluhur mereka.
Salah satu contohnya adalah filsafat daerah seperti “letung lawang” (Tutur bahasa adat Sikka) yang memiliki makna dan nilai sosial yang dapat disampaikan melalui musik gong waning.
Gong Waning dan tarian tradisional menjadi ikon dalam pernikahan mereka, dan Charlos ingin menggarisbawahi bahwa Sanggar tradisional tersebut tidak hanya peran pendukung tetapi juga pusat perhatian bagi orang yang memiliki semangat dan kreativitas dalam mempertunjukkan karya budaya.
Charlos juga menekankan pentingnya literasi budaya dan mengajak semua orang untuk menulis, mempromosikan, dan menerapkan budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Malam resepsi pernikahan Charlos dan Astrid dimulai dengan prosesi purna praja, sesuai tradisi para alumni kampus IPDN. Pasangan pengantin kemudian mengenakan kostum “kimang” (pakian adat Kabupaten Sikka) dan diarak masuk dengan tarian tradisional serta musik gong waning dari Sanggar Mapitara.
Sejumlah tamu undangan yang hadir memberikan apresiasi atas keputusan mereka untuk mengenakan pakaian adat Kabupaten Sikka dalam hari bahagia mereka, yang merupakan simbol penting dari kebanggaan akan budaya lokal Kabupaten Sikka. Semua berharap agar mereka bahagia dalam perjalanan hidup mereka yang baru. (42na/bet)