KUPANG, PENATIMOR – Fransiscus Go, atau akrab dipanggil Frans Go, adalah sosok yang mungkin tak banyak dikenal oleh masyarakat luas, tetapi kisah hidupnya adalah contoh nyata dari bagaimana kerja keras, keuletan, dan kejujuran bisa membawa seseorang meraih kesuksesan.
Ia bukanlah siapa-siapa, hanya seorang anak Timor yang berjuang di Jakarta, ibukota Indonesia.
Frans Go, yang bergelar Sarjana Teknik Sipil dan Sarjana Hukum dari universitas ternama Gajah Mada dan Atmajaya, adalah seorang insinyur yang sukses dalam bisnis properti dan berbagai bidang lainnya.
Namun, kisah hidupnya lebih menarik daripada kesuksesannya. Ia adalah sosok yang selalu berbagi dengan sesama, dan hal ini tak terlepas dari ajaran keluarganya.
Kisah masa kecil Frans Go penuh dengan perjuangan. Hidupnya sulit, jauh dari kata berkecukupan. Namun, ayahnya, Felix Go, dan ibunya, Maria, telah memberikan contoh bahwa berbagi dengan sesama adalah hal yang mulia.
Mereka telah mengajarkan kepada Frans Go nilai-nilai cinta kasih dan kepedulian kepada sesama, bahkan ketika mereka sendiri belum cukup berkecukupan.
Pada waktu kecil, Frans Go biasa membuat lilin setelah pulang sekolah. Sementara kakaknya membantu orang tua menjalankan toko.
Pengalaman-pengalaman seperti ini menjadi kenangan indah bagi Frans Go, yang menggambarkan kehidupan sederhana dan nilai-nilai keluarganya.
Sang ayah, Felix Go, selalu mengumpulkan kacang hijau dan jagung saat panen tiba. Komoditi ini kemudian dibagikan kepada warga yang membutuhkan, terutama saat musim paceklik.
Tindakan ini adalah bukti nyata dari kepedulian dan pelayanan keluarga Frans Go kepada masyarakat.
Yayasan Felix Maria Go, yang dikelola oleh Frans Go bersama kakak dan adik-adiknya, telah memberikan banyak kontribusi positif di Nusa Tenggara Timur.
Mereka mendirikan Panti Purna Karya, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas, serta melakukan penjernihan air di berbagai desa di Timor Tengah Utara.
Frans Go adalah sosok yang sederhana dan rendah hati. Ia tidak mencari pujian atau pengakuan, tetapi tindakan baiknya menginspirasi banyak orang di Timor Tengah Utara. Mereka mengenal dan menghormati keluarga Frans Go sebagai pekerja keras yang selalu membantu tanpa pamrih.
Jika ada pertanyaan apakah Fransiscus Go pantas menjadi gubernur Nusa Tenggara Timur, ia sendiri berpendapat bahwa membangun NTT tidak hanya menjadi tugas seorang gubernur.
Frans Go dan keluarganya sudah berbuat banyak bagi masyarakat NTT melalui Yayasan Felix Maria Go. Mereka memberikan kontribusi dalam bidang sosial, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan melalui berbagai kegiatan seperti bakti sosial, pengobatan gratis, dan pelatihan.
Saat banyak orang dari berbagai daerah mendukung keterpanggilan Frans Go untuk mengabdi kepada Nusa Tenggara Timur sebagai seorang teknokrat berbasis ekonomi, kita pun dapat merenungkan apakah sudah saatnya provinsi NTT dipimpin oleh seseorang yang memiliki visi besar untuk mengangkat martabat daerah tersebut.
Semoga semangat dan komitmen Frans Go serta keluarganya dapat memberikan dampak positif yang lebih besar lagi bagi Nusa Tenggara Timur. (bet)