LEWOLEBA, PENATIMOR – Turnamen Kualifikasi Liga 3 yang dipadukan dengan El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXI dan Porprov NTT di Kabupaten Lembata menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang kecil atau pedagangan kaki lima (PKL).
Sejak terselenggaranya turnamen ini pada (9/9/2022) dan akan segera berakhir pada Kamis (29/9/2022), banyak pedagang asongan yang ketiban rezeki.
Hal ini membuktikan bahwa penyelenggaraan turnamen yang terbilang sangat spesial ini telah membantu perekonomian rakyat menengah ke bawah, karena telah menjadi pintu pedagang asongan meraup rezeki.
Selain itu, penjualan para sponsor pun sangat baik. Untuk itu, turnamen bergensi ini benar-benar memberi manfaat dan keuntungan untuk masyarakat kecil.
Baik itu pedagang jersey, makanan, maupun minuman, semuanya mendapat keuntungan yang lebih banyak ketimbang hari-hari biasa.
Ibu Mersiana, salah satu pedagang asongan yang juga warga Desa Pada, mengatakan bahwa hadirnya ajang olahraga sepakbola terakbar di NTT ini membuat dagangannya laku keras.
“Adanya pertandingan ini saya dapat pemasukan yang lumayan besar. Kami selalu jualan camilan dan minuman dingin setiap ada pertandingan di sini. Kami sangat berterima kasih dengan adanya turnamen ini, karena ikut membantu kami meningkatkan ekonomi keluarga. Kalau tidak ada pertandingan, saya biasa jualan di sekolah,” ungkap perempuan asal Kefamenanu, Kabupaten TTU ini saat diwawancarai awak media ini di Stadion Gelora 99, Rabu (28/9/2022) siang.
Menurut Mersiana, dirinya bersama puluhan pedagang asongan lainnya diizinkan oleh panitia pelaksana untuk menjajakan dagangannya di dalam kompleks stadion tanpa dipungut biaya.
“Kami jualan di dalam stadion tanpa dipungut biaya. Tenda lapak jualan ini juga disiapkan oleh Bank NTT sebagai sponsor utama turnamen ini. Kami hanya diminta membuka rekening tabungan pada Bank NTT,” ungkap Mersiana.
Sementara, pada bagian kiri atau utara stadion Gelora 99 juga ada belasan pedagang yang menjajakan dagangannya pada tenda jualan yang tampak berjejer.
Bank NTT juga menyediakan tenda sebagai lapak untuk berdagang aneka produk UKM, tidak saja di Gelora 99 tetapi juga di lapangan Polres Lembata yang juga menjadi tempat pelaksanaan pertandingan pada babak penyisihan, babak 16 besar dan babak 8 besar.
Seperti Maria yang menjual kaos bola dan jersey klub kebanggaan mereka Persebata.
“Sudah banyak yang beli sejak kegiatan olahraga ini dimulai,” kata Maria saat diwawancarai awak media ini di Gelora 99.
Menurut dia, kaos bola dan jersey dijual dengan harga bervariatif, dan laku keras dibeli oleh suporter Persebata.
Kaos klub Persebata juga laku keras, dimana dijual dengan harga Rp150 ribu/pcs, sementara ada jersey Rp100 ribu/pcs, dan syal Rp50 ribu/pcs.
Maria mengaku senang dengan adanya kesempatan berjualan pada saat gelaran pertandingan ini.
Pasalnya, keuntungan yang diraup bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan hari-hari biasa.
Untuk diketahui, pelaksanaan turnamen Kualifikasi Liga 3 yang dipadukan dengan ETMC XXXI dan Porprov di Kabupaten Lembata ini secara tidak langsung telah membuka pintu rezeki kepada para pedagang yang menjajakan makanan dan minuman.
Masyarakat kecil dan UKM juga dapat menikmati keuntungan dari turnamen sepakbola terbesar di NTT ini.
Hal ini juga sekaligus membuktikan bahwa sepakbola bukan hanya sebagai hiburan yang merakyat bagi masyarakat umum maupun suporter, tetapi juga menjadi wadah dimana ekonomi kerakyatan diwujud nyatakan.
Karena multi fungsi dari gelaran sepakbola ini sebagai hiburan yang merakyat hingga perwujudan ekonomi kerakyatan pun dibuktikan dengan keuntungan yang diraih oleh para pedagang tersebut.
Selain itu juga, tidak sedikit tiket yang dijual panitia penyelenggara telah ludes terjual dengan omset yang fantastis.
Bukan hanya pedagang kecil yang mendapatkan keuntungan, namun produk-produk makanan juga bisa membuka stand di kawasan stadion Gelora 99 untuk upaya promosi.
Sehingga harus diakui juga bahwa promosi dengan memanfaatkan adanya pertandingan sepakbola itu terbilang paling efektif. (nus)