UTAMA  

Abaikan Rambu Laut jadi Penyebab KM Maju 8 Tabrak KM Shinpo 16 di Lembata

Abaikan Rambu Laut jadi Penyebab KM Maju 8 Tabrak KM Shinpo 16 di Lembata

Lewoleba, penatimor.com – Muhamad Saban (49), warga Kota Baru Utara, Kelurahan Lewoleba Tengah Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), saksi mata tenggelamnya KM Shinpo 16 di pelabuhan Lewoleba menguraikan proses kecelakaan laut itu saat diperiksa penyidik Sat Reskrim Polres Lembata.

Ia mengakui bahwa pada Selasa (10/12/2019) petang pukul 17.49 Wita, ia melakukan komunikasi via telephone ke Kapten KM. Maju 18, Wantrono agar bisa merapat ke pelabuhan laut Lewoleba guna persiapan olah gerak untuk tender di samping kanan KM Shinpo 16 untuk persiapan bongkar muatan pada Rabu (11/12/2019).

Saat Muhamad Saban melakukan komunikasi dengan kapten KM Maju 8 tersebut cuaca laut dan situasi di sekitar pelabuhan laut Lewoleba baik dan tenang,
Ia juga menginstruksikan kepada kapten KM Maju 8 bahwa kapal masuk tender bertepatan di samping kanan kapal KM Shinpo 16 masuk melalui Bui (Rambu Laut) bagian barat terus ke timur pelabuhan dan dari arah timur pelabuhan ke lambung kanan KM Shinpo 16.

Namun kapal KM Maju 8 tersebut tidak melewati bui (Rambu laut) dan mengarahkan haluannya ke lambung kanan KM Shinpo 16.

Melihat KM Maju 8 semakin dekat ke lambung bagian KM Shinpo 16 yang jaraknya sekitar 15-20 meter, Muhamad Suban memberikan kode dengan melambaikan kedua tangan dan meneriaki ABK KM Maju 8 yang berdiri di haluan kapal.

Ia memberitahukan kepada kapten KM Maju 8 agar kapal segera mundur karena sudah semakin dekat dengan KM Shinpo 16.

Namun KM Maju 8 tetap bergerak maju dan menabrak lambung kanan bagian bawah air, sehingga KM Shinpo 16 langsung mengalami kebocoran di lambung kanan bagian depan.

Akibat bocornya lambung kanan bagian depan KM Shinpo 16 tersebut maka air langsung masuk kedalam palka kapal.
Setelah air sudah masuk ke dalam Palka Kapal KM Shinpo 16, beberapa anak buah kapal masuk kedalam palka lewat pintu loker depan untuk memastikan bocornya kapal.

Beberapa ABK melakukan pencegahan bocornya kapal tersebut dengan memasukan alkon kedalam palka untuk menyedot air di dalam palka.

Namun air sudah semakin banyak dan meluas sehingga dilakukan evakuasi dan kapten kapal KM Shinpo menyampaikan kepada ABK kapal lainnya untuk segera turun dari kapal karena kapal sudah tidak bisa tertolong lagi dan mau tenggelam.
Seluruh kru kapal KM Shinpo 16 pun turun ke dermaga dan dievakuasi ke Pos Pol Air Polres Lembata.

Helmi Wiratna Abdilah (35) yang juga juru mudi KM Shinpo 16 juga mengakui kalau sekitar pukul 17.55 wita ia sedang menerima sementara menerima telepon dari keluarga di tempat posisi lambung tengah KM Shinpo 16.

Tiba-tiba ia melihat KM Maju 8 sementara menurunkan jangkar di lambung bagian kanan KM Shinpo 16 yang jaraknya sekita 15-20 meter.

Posisi kecepatan kapal sekitar dua knot atau sedang tetapi karena muatannya banyak kecepatan bertambah sehingga KM Maju 8 langsung menabrak KM Shinpo 16.

Helmi pun langsung turun di bagian dek bawah KM Shinpo 16 dan melihat air sudah masuk di kapal dan hampir memenuhi palka.

Sempat dilakukan pertolongan dengan memompa air agar bisa dikeluarkan dari dalam Palka kapal namun Bas mandor atau Kepala kerja bagian mesin meminta agar para ABK segera evakuasi diri guna menyelamatkan diri.

Taslim (26) juru mudi KM maju 8 mengakui bahwa kapal berlayar dari pelabuhan Manokwari propivinsi Papua Barat dengan tujuan Pelabuhan Lewoleba.
Ia menyatakan bahwa apabila sedang mengemudi, ia tetap berpatokan pada panduan kapten kapal dan merupakan aturan dalam kapal tersebut.

Ia menjalankan kemudi kapal hanya sebagai pengendali kanan dan kiri dan kecepatan kapal dan kecepatan kapal paling cepat 6 knot dalam keadaan rata- rata.

Kapal KM maju 8 tiba di wilayah perairan Lewoleba pada Kamis (5/12/2019) dan melakukan lego jangkar di tengah laut perairan Lewoleba.

Selasa (10/12/2019) petang sekitar pukul 17.15 wita pihak KM Maju 8 melakukan persiapan (stanby mesin) untuk tender di pelabuhan laut Lewoleba dan sekitar pukul 17.30 wita kapal siap untuk melakukan tender.

Setelah siap, kapal KM. Maju 8 bergerak menuju ke pelabuhan laut Lewoleba dengan kecepatan mulai dari 1 knot sampai kecepatan 4 knot.

Ketika mendekati pelabuhan kecepatan berkurang sampai dengan 3,5 knot.
Pada saat mendekat ke pelabuhan Lewoleba, kapten kapal memerintahkan agar membanting stir ke arah kanan namun kapal tdk bisa dibanting ke kanan sehingga kapal KM Maju 8 di bagian gilbus atau bagian kapal di bawah depan menabrak KM Shinpo 16.

Taslim tidak bisa memastikan KM maju 8 menabrak bagian mana atau bagian apa kapal KM Shinpo 8 karena jarak pandang agak jauh dan jarak pandang juga terhalang oleh cren (alat bantu angkut muatan).

Taslim kepada polisi saat diperiksa juga menyatakan bahwa jarak antara anjungan tempat juru mudi dengan haluan adalah 60 hingga 65 meter.

Disebutkan pula sewaktu kapal KM Maju 8 sudah mendekati kapal Shinpo 16 untuk melakukan tender jarak pandang, Taslim terganggu oleh Cren atau alat bantu menaikan muatan dan cuaca waktu itu sudah senja dan mulai agak gelap sehingga ia tidak bisa memastikan jarak jauh dekatnya kapal KM maju 8 dengan KM Shimpo 16. (mel)

error: Content is protected !!