Dalam hiruk-pikuk dan semangat membara di GOR Ciracas, Jakarta Timur, selama tiga hari pada 4-6 Oktober 2024, nama Dojang Adhyaksa Taekwondo Club (ATC) Kupang kembali bergema di panggung nasional.
OBED GERIMU, Jakarta
Keikutsertaan mereka di ajang CNN Indonesia Taekwondo Championship 2024 Piala Menpora RI menghasilkan lima medali yang menjadi simbol kegigihan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah.
Di balik kilauan medali dan sorak-sorai kemenangan, terpatri kisah perjuangan anak-anak muda Nusa Tenggara Timur yang mengorbankan banyak hal demi mewujudkan mimpi besar mereka.
Kejuaraan ini bukan sekadar ajang untuk mengumpulkan medali, tetapi juga medan tempur bagi mereka untuk menimba ilmu, menambah pengalaman, dan mempersembahkan kebanggaan bagi daerah tercinta.
Di antara deretan pemenang, Stefanya Chesea Tani menjadi bintang utama bagi Dojang ATC Kupang.
Bertanding di kelas Junior Putri Under 63 Kg, Stefanya tampil impresif sejak awal. Dengan ketenangan dan teknik yang matang, ia berhasil mengatasi lawan-lawan tangguh dari berbagai daerah, dan di akhir pertandingan, medali emas pun tergantung di lehernya.
Kemenangan ini tidak hanya berarti bagi Stefanya, tetapi juga bagi seluruh tim yang ikut merasakan manisnya hasil dari latihan dan pengorbanan selama ini.
“Bertanding di level nasional selalu menantang, tetapi saya yakin dengan kemampuan dan dukungan tim. Kemenangan ini adalah untuk semua orang yang selalu mendukung dan mendoakan saya, terutama pelatih dan keluarga,” ujar Stefanya dengan mata berbinar usai pertandingan.
Sementara itu, tiga medali perak juga menambah koleksi prestasi Dojang ATC. Julio Jeremio Lopez (kelas Senior Putra Under 54 Kg), Gluzebina Soares (kelas Senior Putri Under 46 Kg), dan Kadek Andika D. Wijaya (kelas Junior Putra Under 59 Kg) masing-masing tampil luar biasa dan menunjukkan perlawanan keras di setiap pertandingan.
Meski hanya selangkah lagi menuju emas, ketiganya mengaku tetap bangga dengan pencapaian mereka. Bagi mereka, perjalanan menuju babak final adalah cerita tersendiri, penuh dengan tantangan dan pelajaran.
Julio, misalnya, yang sempat menghadapi lawan dengan ranking nasional lebih tinggi, namun dengan teknik dan semangat, ia berhasil melaju hingga final. “Saya sudah memberikan yang terbaik di atas matras. Ke depannya, saya akan berlatih lebih keras lagi. Ini baru permulaan,” kata Julio penuh semangat.
Medali perunggu yang diraih oleh Putri Humairoh Djumadi juga tak lepas dari sorotan. Dalam persaingan ketat di kelasnya, Putri menunjukkan ketangguhan mental yang luar biasa, meski harus puas dengan medali perunggu.
Baginya, hasil ini adalah dorongan untuk terus berkembang. “Saya bangga bisa membawa pulang medali, tetapi saya tahu masih banyak yang harus ditingkatkan. Ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan saya ke tingkat yang lebih tinggi,” ungkap Putri dengan penuh tekad.
Di balik kesuksesan para atlet, ada sosok manajer tim, Melani Angsar, yang tak henti-hentinya memberikan dukungan moral dan teknis kepada seluruh atlet.
Melani, yang juga istri dari Aspidsus Kejati NTT Ridwan Angsar, menyadari betapa pentingnya pengalaman bertanding di level nasional ini bagi anak-anak asuhnya.
“Kejuaraan ini sangat kompetitif. Setiap atlet yang datang adalah yang terbaik dari daerah mereka. Saya bangga, meskipun tidak semua atlet kami meraih medali, mereka tetap memberikan perlawanan sengit,” kata Melani.
Dari 13 atlet yang dikirimkan oleh Dojang ATC Kupang, delapan di antaranya belum berhasil meraih medali. Mereka adalah Aura A.S. Angsar, Najrah S.H. Batjo, Awan H.B. Gada, Sultan P.R.P. Baranuri, Gerald Adutae, Daniel V. Cono, Donsosimus Luciano DVG, dan Desna Aihery.
Meskipun demikian, Melani menekankan bahwa pengalaman ini akan menjadi modal berharga bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan di masa depan.
“Mereka semua sempat unggul di babak penyisihan, namun gagal di pertandingan berikutnya. Ini adalah bagian dari proses belajar. Yang penting, mereka sudah memberikan yang terbaik dan ini akan menjadi pengalaman berharga untuk kejuaraan-kejuaraan mendatang,” tambah Melani.
Kesuksesan ini tentu tidak terlepas dari peran empat pelatih berpengalaman yang selalu setia mendampingi para atlet.
Agus Z.E. Petrusz, Dudy Baranuri, Salmiah Lamanele, dan Jason Jornay adalah sosok-sosok di balik layar yang terus memberikan arahan, motivasi, dan strategi kepada atlet-atlet Dojang ATC.
Pelatih Agus Z.E. Petrusz mengungkapkan rasa bangganya terhadap para atlet yang telah berjuang keras.
“Mereka sudah menunjukkan semangat yang luar biasa di atas matras. Kami para pelatih bangga atas pencapaian mereka, dan kami yakin prestasi ini akan terus berlanjut di masa mendatang,” ungkap Agus.
Kejuaraan CNN Indonesia Taekwondo Championship 2024 Piala Menpora RI ini merupakan ajang yang sangat prestisius, diikuti oleh atlet-atlet terbaik dari berbagai klub dan daerah di seluruh Indonesia.
Bagi tim Dojang ATC Kupang, keikutsertaan mereka bukan hanya tentang membawa pulang medali, tetapi juga tentang pembelajaran dan pengalaman bertanding di level tertinggi.
Dengan lima medali yang berhasil diraih, Dojang ATC Kupang kembali membuktikan diri sebagai salah satu klub taekwondo yang patut diperhitungkan di Indonesia.
Perjalanan panjang mereka menuju puncak prestasi ini tentu tidak akan berhenti di sini.
Dengan semangat pantang menyerah dan dukungan dari pelatih serta manajer, para atlet muda ini siap menorehkan lebih banyak prestasi di masa depan. (*)













