KUPANG, PENATIMOR – Sinar matahari pagi yang hangat memantul dari permukaan GOR Flobamora di Oepoi, Kupang, tempat berlangsungnya Liliba Open Tournament. Suasana di dalam gedung olahraga itu begitu meriah. Sorak sorai penonton yang bersemangat memenuhi seluruh sudut ruangan, dan semangat kompetisi begitu membara di udara.
Namun, di tengah keramaian dan ketegangan yang menyelimuti arena, ada satu cerita yang menjadi pusat perhatian, yaitu kisah tiga bersaudara yang berbagi tekad untuk meraih prestasi gemilang dalam dunia Taekwondo.
Tiga bersaudara yang menjadi sorotan adalah Sulthan Baranuri, Najwa Baranuri, dan Zain Baranuri. Ketiganya berasal dari Dojang Adhyaksa Taekwondo Club (ATC) Kupang. Mereka adalah buah hati dari pasangan Dudy Hasmin Baranuri dan Ermi Nurdiana Ropabale Baranuri, yang juga merupakan pelatih ulung di Dojang ATC. Pasutri ini telah lama dikenal sebagai pelatih yang bertangan dingin, dimana selalu berhasil mencetak atlet-atlet terbaik.
Sulthan Baranuri, yang berlaga di kelas Cadet Putra Under 45kg, menjadi pahlawan pertama dalam kisah ini. Ia adalah seorang remaja berusia 14 tahun yang tak pernah mengenal kata menyerah. Dengan tekunnya, ia berhasil menyabet medali emas setelah melewati lima pertandingan sengit dengan mengoleksi poin penuh. Di laga semifinal, dia berhasil mengalahkan Pirlo Junior Kiak dari Dojang SKO, dan dengan bangga melangkah ke babak final.
Pertandingan final itu, yang dihadiri oleh ratusan penonton, menjadi puncak ketegangan. Sultan dan lawannya, Pedrosa Abraham Bunga dari Dojang Pertamina, sama-sama tampil luar biasa. Mereka berduel ketat, mengejar poin dengan kecepatan kilat, dan memukau penonton dengan jurus-jurus Taekwondo yang ciamik. Namun, Sulthan berhasil keluar sebagai pemenang, dan menyumbangkan medali emas untuk Dojang ATC.
Kemenangan Sulthan adalah buah dari latihan keras dan dedikasi yang tak kenal lelah. Ia menghabiskan berjam-jam di dojang bersama sang ayah, Dudy Hasmin Baranuri, yang juga adalah pelatih utama di Dojang ATC. Ayah dan anak itu selalu berlatih bersama, menyempurnakan teknik dan strategi mereka.
Namun, kisah keberhasilan tidak hanya milik Sulthan. Najwa Baranuri, yang berusia 10 tahun, juga tampil luar biasa dalam kategori Pra Cadet C Putri. Ia berhasil mengalahkan Fany Benu dari Dojang PPO A dan Maria Angelina Widodo dari Dojang GOR Rai Belu. Najwa membuktikan bahwa bakat dan tekadnya tak kalah dengan kakaknya dalam meraih sukses di arena Taekwondo.
Sementara itu, Zain Baranuri, si bungsu yang berusia 8 tahun, juga menunjukkan performa gemilang dengan meraih medali emas dalam kategori Pra Cadet B Putra. Ia berhasil mengalahkan dua lawannya, yaitu Muhammad Alvaro dari Dojang Pertamina dan Kadek Deva dari Dojang Fatufeto. Meskipun masih anak-anak, Zain telah membuktikan bahwa keberanian dan semangat juangnya tidak bisa dianggap remeh.
Prestasi gemilang ketiganya bukan hanya menjadi kebanggaan bagi keluarga Baranuri, tetapi juga bagi Dojang ATC dan seluruh komunitas Taekwondo di Kupang. Pada turnamen kali ini, Dojang ATC menurunkan 47 atlet terbaiknya untuk bertanding dalam berbagai kategori, mulai dari pracadet, cadet, hingga junior. Dan prestasi yang diraih oleh tiga bersaudara ini adalah penegasan bahwa latihan keras dan dedikasi tak akan pernah sia-sia.
Pada hari pertama turnamen, Dojang ATC berhasil mengoleksi 2 medali perak dan 2 medali perunggu. Kemudian, di hari kedua, mereka meraih 5 medali emas, 3 medali perak, dan 6 medali perunggu.
Salah satu pelatih Dojang ATC, Melanie Abdullah, optimistis bahwa 19 atlet Dojang ATC lainnya akan meraih sukses di hari ketiga turnamen ini.
Cerita ini bukan hanya tentang medali emas, tetapi juga tentang semangat keluarga, dedikasi, dan tekad untuk meraih prestasi gemilang. Tiga bersaudara ini telah menuliskan sejarah baru dalam dunia Taekwondo Kupang, dan siapa tahu, mungkin suatu hari mereka akan menjadi bintang-bintang Taekwondo yang gemilang di tingkat nasional dan internasional. Dan dengan demikian, cerita tiga bersaudara ini akan menjadi inspirasi bagi generasi muda yang bermimpi meraih prestasi luar biasa dalam bidang apa pun yang mereka pilih. (Om Pena)