Kupang, penatimor.com – Memperingati Hari Dharma Samudera tahun 2020, Lantamal VII Kupang menggelar nonton bareng (nobar) film dokumenter Brave Gantleman di gedung marselling area Mako Lantamal VII Kupang. Rabu (15/1/2020)
Acara Nobar ini langsung dipimpin Danlantamal VII Kupang Laksamana Pertama TNI IG. Kompiang Aribawa, bersama Wadan Lantamal VII Kupang.
Turut hadir para Asisten Danlantamal VII, Dansatrol Lantamal VII, Danlanudal Kupang, Danyonmarhanlan VII, Danpomal Lantamal VII, para Kasatker Lantamal VII, seluruh prajurit Lantamal VII, prajurit Yonmarhanlan VII, prajurit Lanudal Kupang dan ASN Lantamal VII.
Film ini tentang pertempuran Laut Arafuru yang terjadi pada tanggal 15 Januari 1962 dan telah tercatat sebagai pertempuran laut paling heroik dalam sejarah Indonesia.Tiga Kapal Cepat Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) jenis Motor Torpedo Boat atau MTB, yaitu RI Harimau, RI Matjan Tutul, dan RI Matjan Kumbang harus berjibaku melawan tiga kapal kombatan dan sebuah pesawat udara Kerajaan Belanda.
Ketiga MTB yang tergabung dalam Satuan Tugas Chusus-9 ATAU STC-9 ini.
Sebenarnya mengemban tugas infiltrasi mendaratkan pasukan Angkatan Darat di Timur Kaimana sebagai langkah awal perjuangan Trikora.
Sesuai dengan rencana operasi, unsur- unsur STC-9 harus kembali ke pangkalan manakala posisinya diketahui musuh. Namun Armada Tempur Belanda terus mengejar dan menyerang tiga MTB ALRI ini.
Dalam Amanat Kasal Laksamana TNI. Siwi Sukma Adji, S.E., M.M., yang dibacakan Danlantamal VII menyampaikan, para prajurit Angkatan Laut yang turut berjuang dalam pertempuran laut tersebut telah mampu menjabarkan nilai-nilai inti atau The Core Values Angkatan Laut yang telah diformulasi sebagai Trisila TNI Angkatan Laut, sebuah pedoman moral yang digagas oleh Komodor Yos Sudarso saat berpangkat Kapten pada tahun 1956.
“Trisila TNI Angkatan Laut yang terdiri dari Disiplin, Hirarki, dan Kehormatan Militer, lahir dari perjalanan sejarah Angkatan Laut, karakteristik medan juang di mandala samudera dan tekad menjadikan bangsa maritim yang jaya, sudah sepantasnya kita jadikan landasan moral fundamental bagi seluruh prajurit TNI Angkatan Laut,” ucap Danlantamal.
Sambung Danlantamal, acara ini untuk mengenang pertempuran laut Arafuru, yang memiliki dua tujuan.
Pertama, acara ini diselenggarakan sebagai salah satu bentuk penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pahlawan pertempuran laut Arafuru dan pertempuran laut lainnya, yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai.
“Sejarah membuktikan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai jasa para pahlawannya,” lanjut Danlantamal.
Tujuan kedua menurut Danlantamal, yang tidak kalah pentingnya adalah mewariskan nilai-nilai luhur para pahlawan pertempuran laut kepada generasi penerus untuk dapat diaktualisasikan dalam tugas-tugas kekinian.
“Kenyataan telah memperlihatkan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki karakter nasionalnya yang mampu menyaring nilai-nilai global untuk kepentingan nasionalnya,” tutup Danlantamal VII Kupang. (*/wil)