UTAMA  

Kisah Sedih Tiga Kakak Beradik di Kupang yang Idap TBC Tulang

Kisah Sedih Tiga Kakak Beradik di Kupang yang Idap TBC Tulang

Kupang, penatimor.com – Tiga kakak beradik di Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur hidup memprihatinkan dengan penyakit TBC tulang yang diderita.

Karena tidak mempunyai biaya, Darius Lolu (21), Eston Lolu (15) dan Kian Lolu (10) pasrah di rumah sambil dirawat seadanya oleh kakak mereka, Marta Lolu.

Empat bersaudara ini tinggal di Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.

Kedua orangtua mereka sudah meninggal dunia 10 tahun silam, karena menderita penyakit yang sama.

Sang kakak, Marta Lolu mengisahkan, ketiga adiknya lahir normal namun memasuki usia tujuh tahun, fisik mereka mulai menampakan perubahan.

Sejak menderita TBC tulang, ketiga adiknya belum pernah dibawa ke rumah sakit untuk dirawat secara medis.

Kondisi ketiga adiknya diperparah dengan ketiadaan kartu jaminan kesehatan baik KIS maupun BPJS, membuat Marta pasrah sambil berharap ada donatur yang bisa membantu mengobati penyakit yang menggerogoti ketiga adiknya hingga mengalami kelumpuan.

“Saya belum pernah bawa mereka ke rumah sakit karena saya tidak punya uang,” ujarnya kepada wartawan, Senin (23/11/2020).

Penyakit aneh ini membuat Darius, Eston dan Kian hanya tersandar lemah sepanjang hari di rumah.

Darius telah mengidap penyakit itu sejak 14 tahun lalu, dan harus putus sekolah saat duduk di kelas empat sekolah dasar.

Sedangkan Eston sejak delapan tahun dan belum sempat mendaftarkan diri di sekolah, sementara Kian baru mengalami sakit dua tahun lalu dan kini duduk di kelas tiga, bangku sekolah dasar dengan belajar dari rumah dibantu guru kelasnya.

Untuk memenuhi kebutuhan mereka ber empat, Marta mengandalkan uang pinjaman koperasi dengan membuka usaha kecil-kecilan, yakni menjual sembako.

“Untuk kebutuhan sehari-hari kami harap dari jualan kecil-kecil ini, modalnya pun pinjam dari koperasi. Saya berharap ada orang baik yang bantu, sehingga adik-adik saya bisa sembuh dari penyakit mereka,” harap Marta. (wil)