Kupang, penatimor.com – Gempabumi kembali terjadi di wilayah Kabupaten Kupang, Rabu (15/1), pukul 14.55.30 WIB.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, ST.,Dipl. Seis., M.Sc., dalam keterangan tertulis yang diterima media ini, menyebutkan gempabumi tektonik berkekuatan M 5,9 terjadi di Laut Timor dan tidak berpotensi tsunami.
Dijelaskan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter dengan magnitudo M=5,9 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi Mw=5,7.
“Episenter gempabumi terletak pada koordinat 10.54 LS dan 124.12 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 66 km arah Tenggara Kupang, Kabupaten Kupang, NTT pada kedalaman 16 km,” jelas Rahmat Triyono.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut Rahmat, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya tumbukan lempeng Australia terhadap lempeng Eurasia.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault),” jelas dia.
Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah.
“Terasa getaran seakan akan truk berlalu, hingga wilayah Timor Tengah Utara, II MMI. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” jelas dia.
Hingga Rabu, 15 Januari 2020 pukul 15.30 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas dua gempabumi susulan ( aftershock) dengan magnitudo maksimum 2,9.
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” imbuhnya. (wil)