KEFAMENANU, PENATIMOR – Chat berisi rayuan hingga kiriman foto dalam kondisi bertelanjang badan diduga kiriman Wakil Ketua I DPRD Timor Tengah Utara (TTU), beredar luas melalui pesan WhatsApp.
Wakil Ketua I DPRD Timor Tengah Utara (TTU), AT diduga melakukan pelecehan melalui aplikasi WhatsApp terhadap dua orang PNS, YD dan BT yang bertugas sebagai staf di Sekretariat DPRD TTU.
Perbuatan tidak terpuji yang dilakukan AT melalui ponsel, terjadi saat seluruh anggota DPRD TTU berada di luar daerah, yakni dalam kegiatan kunjungan kerja di Bali, selama 5 hari (Pekan lalu).
Dimulai sejak Senin (25/10) hingga Jumat (29/10/2021).
Hal itu terkuak ketika, YD spontan menjauhkan ponselnya di depan sejumlah Anggota DPRD TTU lantaran kaget dan takut membaca isi pesan AT.
Setelah tingkahnya menjadi pertanyaan teman-temannya, YD pun langsung mengadukan isi chattingan AT kepada beberapa Anggota DPRD penuh ketakutan.
YD mengaku, dirayu AT dan diajak menyusul ke kamarnya di salah satu Vila di Bali.
YD yang terpisah penginapan dengan AT membalas datar dengan nada menolak atas ajakan AT lewat chat yang diterima.
Namun AT tetap berkeras merayu kedua staf untuk menyusul ke kamarnya.
“Malam bisa ketemu bapa? Di Legian? Sekarang dimana,” tanya AT yang menjabat sebagai Wakil Ketua I DPRD TTU.
“Maaf tidak bisa bapak,” balas YD datar.
“Kenapa tidak bisa, kakak sendiri,” rayu AT sambil mengirim foto meyakinkan YD bahwa ia memang sendirian di kamar.
YD kembali membalas dengan mengatakan ia tidak sembarang dan ia sudah berkeluarga.
“Karena saya sudah punya suami dan anak bapak,” kata YD lewat pesan WA.
Balasan datar YD rupanya masih dibalas AT dengan senyum …”Hmmmm…sesekali tidak bisa? RHS,” bujuk rayu AT.
YD yang sekamar dengan BT di salah satu hotel di Kerobokan dengan penuh ketakutan akhirnya menceritakan apa yang dialaminya kepada BT.
Bukan hanya YD yang dibujuk rayu AT, hal yang sama terjadi pada BT, setelah YD menolak melayani chattingan rayuan AT.
Terhadap BT, AT secara fulgar mengirim foto bertelanjang badan dengan posisi sementara berbaring di tempat tidur sambil tersenyum dengan pandangan mata sayu, di salah satu Vila di Legian.
AT mengawali percakapan WhatsAp dengan menanyakan apa kesibukan BT.
“Hmmm…Lagi apa,” tanya AT.
BT pun menjawab datar baru selesai makan.
“Baru abis makan, pak Wakil,” jawab BT.
“Hmmm…pengen ni,” rayu AT.
BT pun tidak menggubris chattingan AT.
AT langsung mengirim foto bertelanjang badan dan kembali menyampaikan hasratnya.
“Hhmmm pengennn…ni. lagi sendiri di kamar,” goda AT.
Melihat kiriman foto atasannya yang bertelanjang badan sambil tersenyum, BT yang ketakutan langsung menyampaikan isi chattingan itu kepada Ketua Komisi 1 dan beberapa teman lainnya yang kebetulan sedang duduk bersama.
Tidak hanya itu, setelah sadar rayuannya diabaikan YD dan BT, AT ditegur beberapa teman Anggota DPRD lainnya.
Namun teguran itu malah membuat AT marah. Iapun merasa tidak puas, mengancam YD dan BT melalui pesan WhatsApp, akan memindahkan mereka keluar dari Lembaga DPRD secara tidak hormat lantaran telah menyampaikan isi pesan rayuannya kepada Anggota DPRD lainnya.
“He…hati – hati kamu ni, pikir saya suka lu. U belum tahu saya, U curhat dimana – dimana.
Kasihtau YD itu, saya ada buat apa kamu. Saya kasih taangkat kamu dua dari Sekwan nanti,” ancam AT.
Atas kasus tersebut, YD dan BT berniat melaporkan ke pihak Kepolisian.
“Kita pasti membuat Laporan Polisi. Kalau bapak Wakil mabuk dan mengaku khilaf kita sudah diam dan bisa dipahami. Namun tiba-tiba menyusul chatt berisi pengancaman, ini membuat kita kerja dengan tidak nyaman,” kata BT diiyakan YD yang ditemui di Kefamenanu, Senin (1/11/2021), sepulang kunker dari Bali.
Hingga berita ini diturunkan, pihak keluarga YD dan BT masih berembuk untuk melanjutkan ke proses hukum.
“Sejauh ini, saya dan suami sudah berkonsultasi dengan keluarga untuk menentukan jalur penyelesaian masalahnya. Kita lihat perkembangannya saja, karena selain mengirimkan pesan yang tidak senonoh, ada juga pesan bernada ancaman untuk saya dan BT,” tandas YD.
AT, Waket I DPRD TTU mengaku khilaf atas peristiwa memalukan tersebut.
“Saya khilaf,” aku AT kepada BT dan meminta maaf.
Ia juga meminta agar keduanya, YD dan BT merahasiakan isi chattingannya. Bahkan memerintah untuk menghapus seluruh isi percakapan.
“RHS…Hapus seluruh percakapan”, pintanya.
Kendati demikian, YD dan BT tetap akan menempuh jalur penyelesaian masalah sesuai hasil rembuk keluarganya masing-masing. Pasalnya, sesuai pengakuan korban YD, kejadian memalukan ini bukan untuk pertama kalinya dialami.
Terkesan selalu dijadikan target, AT sering memanggilnya ke ruangan saat AT sedang sendiri. YD tidak berani menggubris, apalagi masuk ke ruang kerja AT.
Sebagian staf juga mengaku, AT sering terlihat mabuk meski berada di kantor bahkan saat hendak digelar sidang.
Diketahui, saat kunjungan kerja seluruh Anggota DPRD di Bali, politikus Golkar ini menginap terpisah dengan Anggota DPRD lainnya.
AT menginap di Fashion Hotel Legian kamar No. 212, sementara YD dan BT bersama Ketua Komisi I dan ADPRD lainnya menginap di penginapan lainnya di Kerobokan Kelod – Kuta Utara.
Oknum Pimpinan DPRD TTU berinisial AT, yang dikonfirmasi terpisah via WhatsApp-nya, Senin sore, pukul 16.51 Wita, enggan menjelaskan panjang lebar.
la cuma meminta wartawan untuk tidak
menanggapi serius informasi tentang kasus chat mesum tentang dirinya dengan 2 staf Sekretariat DPRD TTU, yang telah beredar luas di medsos dan menjadi viral.
“Aduuh! Jangan ditanggapi dulu,” tulisnya.
Saat wartawan bertanya kembali, apa maksudnya, AT tidak menjawab. Wartawan menunggu hingga pukul 23.00 Wita, namun AT terus saja bungkam dan tidak mau melayani upaya konfirmasi balik. (jud/wil)