SADIS! Pria 50 Tahun di TTS Tewas Mengenaskan Ditikam Pemuda 17 Tahun, Usus Terburai

SADIS! Pria 50 Tahun di TTS Tewas Mengenaskan Ditikam Pemuda 17 Tahun, Usus Terburai

SoE, penatimor.com – Martinus Sa’u, pria yang hidup sebatang kara di Desa Tunua, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), tewas mengenaskan setelah dianiaya dengan senjata tajam.

Pria berusia 50 tahun itu mengembuskan napas terakhir di RSUD SoE, setelah sempat mendapatkan pertolongan medis.

Dia mengalami luka parah di bagian perut akibat ditikam berulangkali oleh pelaku, hingga usus korban terburai keluar.

Pelakunya teridentifikasi bernama Aje Nabe (17), dan telah diamankan aparat kepolisian Polsek Mollo Utara di Kapan.

Informasi yang dihimpun wartawan, menyebutkan, korban sempat dibawa ke puskesmas Kapan, namun karena kondisi korban parah sehingga langsung dirujuk ke RSUD SoE. Namun sayang, nyawa korban tidak tertolong.

Kasat Reskrim Polres TTS, Iptu Jamari ketika dikonfirmasi wartawan, membenarkan kejadian tersebut.

Menurut Jamari, pelaku telah diamankan di Polsek Mollo Utara untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Polisi juga terus melidik motif kasus ini, dengan mendalami keterangan pelaku dan para saksi. “Kita masih dalami motifnya,” kata Jamari.

Sementara, ayah pelaku, Sepron Naben yang ikut membantu korban untuk dilarikan ke fasilitas kesehatan, saat dijumpai wartawan di ruang janasah RSUD SoE, Jumat (31/1), menuturkan, awalnya ia menyuruh pelaku bersama adiknya pergi untuk mengambil pakan sapi di rumah tetangga sekitar 2 km jauhnya.

Selang beberapa saat, ia menuju lokasi tempat sapi piaraan mereka diikat dengan tujuan melihat pelaku dan adiknya, apakah telah memberikan pakan untuk sapi mereka.

Saat tiba, Sepron mengaku melihat jika pelaku dan adiknya telah memberi makan sapi.

Saat itu, ia dan adik pelaku masih duduk melihat sapi piaraan mereka, sementara pelaku pulang lebih dulu.

Beberapa saat kemudian ia dan adik pelaku ikut menyusul pulang ke rumah.

Namun saat baru tiba di rumah, mantan ketua RW atas nama Benyamin Maplani meneriaki nama pelaku dari luar rumah, sembari mengatakan jika pelaku telah menikam korban hingga usus terburai keluar.

Mendengar teriakan itu, ia juga berlari keluar rumah dan pergi menolong korban untuk dilarikan ke fasilitas kesehatan.

“Saya baru sampai rumah dan  duduk, mantan RW panggil kasih tahu bilang Aje tikam om Martinus. Saya langsung lari keluar dan kami sama-sama perli lihat dan langsung kami sama-sama bawa ke puskesmas Kapan kemudian rujuk ke SoE ini,” urai Sepron.

Ayah empat orang anak itu mengaku jika selama ini tidak menaruh curiga jika anak pertamannya itu menaruh dendam terhadap tetangganya itu.

Karena korban yang merupakan tetangga mereka itu sering bersama-sama dan bahkan tidak jarang mereka makan bersama.

Meski demikian, karena anaknya telah melakukan tindakan sadis, sehingga dia menyerahkan seluruh proses hukum kepada aparat penegak hukum.

“Kami tetangga dengan korban. Karena korban di kampung jualan sayur, jadi kadang ke rumah kami makan sama-sama. Dan anak saya yang tikam ini hampir setiap hari mereka jalan sama-sama,” ungkapnya.

Apris Nomeni mengatakan sesuai cerita yang ia dengar dari mantan ketua RW dan juga orang-orang yang datang ke rumah korban bahwa, sepertinya pelaku menikam korban di belakang rumah korban yang tinggal seorang diri itu.

Karena di bagian belakang rumah korban, ditemukan satu karung kosong dan juga sebilah sabit.

Mereka curiga, jika karung dan sabit itu merupakan milik korban, yang hendak digunakan korban untuk memotong pakan sapi.

“Karena saat kejadian sudah sore. Jadi sepertinya korban mau pergi potong daun untuk kasih makan sapi,” tutur Apris. (jim)

error: Content is protected !!