KUPANG, PENATIMOR — Plafon tiga ruang kelas di Sekolah Dasar Inpres (SDI) Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan roboh dalam insiden yang mengejutkan.
Para guru dan siswa kini khawatir kejadian serupa dapat kembali terjadi, terutama saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung.
Insiden ini terjadi pada Kamis (16/1/2025) pagi sekitar pukul 09.00 Wita di ruang kelas I.
Sebanyak 24 siswa yang tengah mengikuti pelajaran bersama wali kelas langsung berhamburan keluar ruangan karena panik.
Salah satu guru SDI Oesapa, Laurensius Leu, mengungkapkan bahwa situasi saat itu sangat mencekam.
“Saat kejadian, para siswa dan wali kelas sedang berada di dalam kelas. Mereka langsung berhamburan keluar meninggalkan ruangan karena panik,” ujar Laurensius kepada wartawan.
Kerusakan Bertambah Parah
Plafon yang roboh pada ruang kelas I menambah daftar kerusakan di sekolah tersebut.
Sebelumnya, plafon dua ruangan lainnya juga dilaporkan roboh sejak Desember 2024. Kini, total tiga ruangan tidak dapat digunakan.
“Ditambah dengan ruangan kelas I itu, totalnya ada tiga ruangan yang plafonnya sudah roboh,” jelas Laurensius.
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa seluruh plafon ruang kelas I telah runtuh, menimpa meja dan kursi belajar.
Pecahan material plafon berserakan di lantai, mengakibatkan suasana yang tidak kondusif.
Hingga Kamis siang, reruntuhan plafon belum dibersihkan, dan suasana sekolah tampak sepi.
Laurensius juga menyebut bahwa plafon yang roboh merupakan bagian dari proyek renovasi sekolah yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2022.
Proyek tersebut selesai pada pertengahan 2023, namun hingga kini belum ada serah terima resmi dari Balai PUPR Provinsi NTT kepada Pemerintah Kota Kupang.
“Tahun lalu baru selesai pengerjaan, dan kami juga belum mendapatkan serah terimanya. Kami hanya pinjam pakai saja,” katanya.
Langkah Cepat Pihak Sekolah
Pasca kejadian, para guru segera mengadakan rapat kilat untuk membentuk tim yang bertugas melaporkan insiden ini ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) serta Dinas PUPR Kota Kupang.
“Kami ingin memastikan bahwa kejadian ini segera ditindaklanjuti agar tidak membahayakan keselamatan siswa dan guru,” tambah Laurensius.
Klarifikasi dari Dinas Pendidikan
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikbud Kota Kupang, Okto Naitboho, membenarkan bahwa SDI Oesapa belum diserahterimakan secara resmi kepada Pemerintah Kota Kupang oleh Balai PUPR.
“Balai PUPR yang menangani pengerjaan renovasi ini, dan katanya proyek tersebut dimenangkan melalui tender nasional. Kami dari dinas pendidikan hanya menerima kunci. Namun, sampai saat ini serah terima resmi belum dilakukan,” ujar Okto saat ditemui di kantornya.
Okto menjelaskan bahwa pengerjaan renovasi sekolah dimulai pada akhir 2022 dan selesai pada pertengahan 2023. Karena kebutuhan mendesak, ruangan-ruangan tersebut tetap digunakan meskipun belum ada serah terima resmi.
“Kami sempat meminta penyerahan resmi, tetapi mereka bilang tunggu. Karena ruangan tidak ada, akhirnya kami terpaksa gunakan ruangan itu,” tambahnya.
Ia juga mengaku mendengar kabar bahwa pembangunan sekolah tersebut bermasalah, namun belum ada laporan resmi terkait hal itu.
“Kami baru mendapat laporan tadi pagi. Saat ini, kami akan melaporkan kejadian ini ke pimpinan untuk menentukan langkah selanjutnya,” jelas Okto.
Kondisi Psikologis Siswa
Laurensius Leu menyampaikan bahwa insiden ini tidak hanya berdampak fisik tetapi juga psikologis bagi siswa dan guru.
“Saat kejadian, suasana masih dalam kegiatan belajar mengajar. Secara psikologis, mereka merasa syok dan trauma. Ini tentu memengaruhi proses belajar mereka ke depannya,” katanya.
Sebagai langkah sementara, para siswa kelas I akan dipindahkan ke ruangan lain yang dianggap lebih aman. Namun, ketersediaan ruang kelas menjadi tantangan mengingat beberapa ruangan lain juga dalam kondisi rusak.
Desakan kepada Pemerintah
Insiden ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat, terutama orang tua siswa yang khawatir akan keselamatan anak-anak mereka. Mereka mendesak Pemerintah Kota Kupang dan Balai PUPR Provinsi NTT untuk segera menyelesaikan proses serah terima gedung dan memastikan bahwa semua ruangan sekolah dalam kondisi layak pakai.
“Kami berharap ada langkah cepat dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Keselamatan anak-anak harus menjadi prioritas,” ujar salah satu orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Balai PUPR Provinsi NTT terkait insiden ini. Kejadian ini juga memunculkan pertanyaan besar tentang kualitas pengerjaan renovasi sekolah yang dilakukan oleh pihak kontraktor.
Media ini akan terus memantau perkembangan kasus ini untuk memastikan keamanan dan kenyamanan siswa serta guru di SDI Oesapa. (ico)