LABUAN BAJO, PENATIMOR – Pagi itu, matahari terbit dengan sinar kuning yang membelai indah pantai Pede, Labuan Bajo. Udara masih segar, dan embusan angin sejuk menyapu wajah-wajah yang berkumpul di depan Hotel Plago. Mereka adalah tim penyidik Pidsus Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur, yang dipimpin oleh Asisten Pidsus Ridwan Sujana Angsar, SH.,MH.
Di antara anggota tim yang siap sibuk mengurus penyitaan tanah dan bangunan Hotel Plago, ada seorang gadis muda bernama Lislyana Matilde Atok, yang akrab disapa Lisly. Dia adalah sosok yang berdedikasi tinggi dalam mengatur administrasi di Bidang Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi NTT.
Saat itu, Lisly tengah duduk di meja kecil yang dipersiapkan di tepi pantai. Di hadapannya terbentang sejumlah berkas dokumen yang harus dia urus. Dengan mata tajamnya, Lisly memeriksa setiap detail administrasi yang akan digunakan sebagai bukti dalam penyidikan kasus ini.
Lisly bukanlah seorang jaksa penyidik, tetapi dia adalah sosok yang sangat penting dalam kelancaran penyidikan ini. Dia adalah penyelenggara administrasi yang sangat cekatan. Setiap berkas, setiap dokumen, dan setiap rincian kecil administratif telah menjadi tanggung jawabnya.
Tidak hanya dalam penyitaan ini, Lisly telah banyak ikut terlibat dalam berbagai kegiatan penyidikan perkara lainnya. Dia telah berada di lapangan saat tim penyidik Pidsus melakukan pemeriksaan di Persemaian Modern Labuan Bajo. Keahliannya dalam mengatur administrasi telah memudahkan tim untuk mengakses dan memproses informasi yang mereka butuhkan.
Lisly memandang pantai yang indah di depannya. Dia mengenang awalnya, saat dia pertama kali bergabung dengan korps Adhayaksa. Dia adalah seorang anak muda yang penuh semangat, dan kini dia telah menemukan tempatnya dalam mengabdi pada negara melalui Bidang Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi NTT.
“Puji Tuhan,” gumam Lisly dalam hati. Dia merasa bersyukur telah diberi kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan lapangan yang memperkaya pengetahuan dan pengalamannya. Dia tahu bahwa perannya dalam administrasi sangat penting bagi kelancaran penyidikan kasus-kasus yang dihadapi oleh tim penyidik.
Saat sinar matahari semakin hangat dan aktivitas di sekitar pantai semakin ramai, Lisly bangkit dari kursinya. Dia memastikan bahwa semua administrasi sudah siap dan rapi. Setelah itu, dia bergabung kembali dengan tim penyidik untuk menjalani proses penyitaan dengan penuh integritas dan dedikasi.
Lisly, gadis berdarah Rai Belu yang mengatur administrasi, mungkin tidak akan pernah mendapat sorotan seperti jaksa penyidik yang berada di garis depan. Namun, perannya yang tak tergantikan dalam memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan lancar, membuatnya menjadi bagian yang sangat berharga dalam keadilan yang sedang diupayakan oleh Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur. Tetap semangat dan sukses selalu Lisly. (Om Pena)