UTAMA  

Lima Bocah yang Hilang Pasca Erupsi Ile Lewotolok Telah Ditemukan

Lima Bocah yang Hilang Pasca Erupsi Ile Lewotolok Telah Ditemukan

Kupang, penatimor.com – Lima anak kecil dikabarkan hilang pasca erupsi Gunung Ile Lewotolok di Ile Ape, Kabupaten Lembata, Minggu (29/11/2020).

Pihak keluarga pun melakukan pencarian, bahkan juga membuat informasi kehilangan di media sosial facebook.

Kelima bocah cilik yang hilang ini bukan merupakan warga Ile Ape, melainkan dari Waienga, Desa Leramatan, Kecamatan Lebatukan yang letaknya cukup jauh dari pusat Ile Ape.

Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Johannis Bangun kepada wartawan, Senin (30/11/2020), membenarkan informasi kehilangan ini.

“Ya benar (Informasi anak hilang). Sudah ditemukan,” singkat Johannis.

Informasi lain menyebutkan, kelima bocah tersebut ditemukan oleh tim Pospol Lebatukan bersama Babinsa yang dipimpin Kapospol Aipda Rony Maak.

Kelima anak tersebut ditemukan di Desa Lamalela dalam keadaan sehat. Awalnya anak-anak ini lemah tetapi sudah diberi makan oleh warga Lamalela.

Kapospol dan Bhabinsa menggunakan mobil dari kecamatan untuk menjemput kelima anak tersebut di Desa Lamalela dan dibawa ke Puskesmas Hadakewa.

Informasi resmi dari Polres Lembata, menyebutkan, penjemputan kelima anak Waienga yang lari dan tersesat pada saat terjadi erupsi Ile Lewotolok pada Minggu (29/11/2020), pukul 08.30 Wita.

Diuraikan, pada Senin tanggal 30 November 2020, pukul 14.30 Wita, Tim Gabungan dari anggota Polri, TNI AD, Basarnas Maumere, Kecamatan Lebatukan, Medis dari Puskesmas Hadakewa dan beberapa masyarakat Desa Waienga yang dipimpin langsung Camat Lebatukan Petrus Here Key di dampingin oleh Kapospol Lebatukan Aipda Ronny Marten Maak, S.Sos., dan anggota DPRD Kabupaten Lembata Frit Tukan menuju ke lokasi Perkebunan Desa Lamalela, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata untuk melakukan penjemputan terhadap kelima anak Desa Waienga yang lari ketakutan pada saat terjadinya erupsi Ile Lewotolok pada Minggu (29/11/2020), sekitar pukul 08.30 Wita.

Sekira pukul 16.00 Wita, tim tiba di TKP selanjutnya melakukan pertolongan dan penanganan langsung oleh tenaga medis terhadap kelima anak yang sudah diamankan oleh beberapa warga Desa Lamalela yang menemukanya.

Adapun kronologis awal ditemukannya kelima anak tersebut sesuai dengan keterangan salah satu warna masyarakat Desa Lamalela, Yohanes Sogan.

Sumber menjelaskan bahwa pada Minggu (29/11/2020), sekira pukul 20.00 Wita, Kepala Desa Waienga melakukan komunikasi dengan Penjabat Kepala Desa Lamalela via ponsel yang mengatakan bahwa, “Tolong mengerahkan warga masyarakat Desa Lamalela untuk membatu melakukan pencarian terhadap kelima anak Desa Waienga yang lari ketakutan akibat erupsi Ile Lewotolok yang diperkirakan lari menuju ke arah pegunungan sekitar Desa Lamalela.

Atas informasi dari Kepala Desa Waienga tersebut, Kepala Desa Lamalela langsung memberikan pengumuman menggunakan alat pengeras suara kepada masyarakat Desa Lamalela agar membabtu melakukan pencarian terhadap kelima anak tersebut, sehingga beberapa warga masyarakat dibantu Linmas Untuk melakukan pencarian pada Minggu (29/11/2020), namun dalam pencarian tersebut tidak membuahkan hasil.

Pada Senin (30/11/2020), pukul 08.00 Wita, sumber bersama lima rekan lainnya melakukan pencarian kembali terhadap kelima anak tersebut dan mendapatkan kelima anak tersebut di lokasi Desa Lerahinga yang bernama Kesapu dengan jarak lokasi tersebut sekira 5 Km dari pemukiman warga masyarakat Desa Lamalela.

Keterangan lain dari sumber bahwa pada saat ditemukan salah satu dari kelima anak tersebut yang bernama Plipus Basa dalam keadaan lemas dan sedang tidur sedangkan keempat anak lainya dalam keadaan sehat namun kondisinya drop karena lapar dan haus.

Selanjutnya kelima anak tersebut langsung dibawa ke salah satu pondok milik warga setempat untuk di beri makan dan minum secukupnya sampai menunggu tim penjemputan dari Desa Waienga.

Sekira pukul 16.40 Wita, tim bersama kelima anak tersebut bergeser dari Desa Lamalela menggunakan mobil ambulans milik Puskesmas Hadakewa dan tiba di Puskesmas Hadakewa pukul 17.30 Wita selanjutnya dilakukan observasi oleh dokter dan para medis Puskesmas Hadakewa.

Pukul 18.00 Wita kelima anak tersebut dibawa ke Desa Waienga untuk melakukan seremoni adat, setelah selesai seremoni adat terhadap kelima anak tersebut selanjutnya dibawa kembali ke Puskesmas Hadakewa untuk dilakukan observasi lanjutan oleh tim medis.

Adapun identitas kelima anak Desa Waienga tersebut antara lain Sisilia Date kelas 2 SD (8 tahun), Matias Bala kelas 2 SD (8 tahun), Bernadus Boli kelas 2 SD (8 tahun), Pius Kosmas Aprilnaldi kelas 4 SD (11 tahun), dan Philipus Basa, cacat tangan dan mental umur 24 tahun. (wil)