KUPANG, PENATIMOR – Pengungkapan serangkaian kasus mega korupsi oleh tim penyidik Bidang Pidana Khusus Kejati NTT tak terlepas dari peran penting dua putra daerah yang luar biasa ini.
Salesius Guntur, S.H., yang menjabat sebagai Kepala Seksi Penyidikan, dan Mourest Aryanto Kolobani, S.H., M.H., yang bertugas sebagai Kepala Seksi Upaya Hukum Luar Biasa, Eksekusi, dan Eksaminasi, telah membentuk tim yang mumpuni untuk menangani kasus-kasus korupsi dengan lancar dan efisien.
Kedua putra daerah Nusa Tenggara Timur ini, merupakan jaksa muda yang telah mengumpulkan banyak pengalaman dalam menangani perkara korupsi.
Sebelum menjabat sebagai Kepala Seksi Penyidikan, Salesius pernah menjadi Kepala Cabjari Reo pada Kejari Manggarai. Selain itu, ia juga pernah memegang jabatan Kepala Seksi Pidsus di Kejari Manggarai Barat, dan Kepala Seksi Intelijen di Kejari Flores Timur.
Sementara itu, Mourest sebelumnya menjabat sebagai Kepala Cabjari Waiwerang di Kejari Flores Timur.
Salah satu kasus yang mereka tangani adalah dugaan korupsi pemanfaatan aset tanah Pemprov NTT seluas 31.670 m2 di Pantai Pede, Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, yang kemudian digunakan untuk pembangunan Hotel Plago. Kasus ini telah berhasil menjerat empat tersangka, yang saat ini mendekam di balik jeruji Rutan Klas 2B Kupang dan Lapas Perempuan Klas 3 Kupang.
Tidak hanya itu, mereka juga menangani kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pekerjaan pembangunan persemaian modern Labuan Bajo Tahap II pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Sungai Benain Noelmina tahun anggaran 2021. Kasus ini melibatkan lima tersangka yang juga telah ditahan di Rutan Klas 2B Kupang. Dari kasus ini, penyidik Pidsus berhasil menyita barang bukti uang sebesar Rp435.700.000.
Kolaborasi luar biasa antara Salesius Guntur, sang putra Manggarai, dengan Mourest Aryanto Kolobani dari Nusa Kenari, Alor, mendapatkan pengakuan dan dukungan penuh dari pimpinan mereka, Ridwan Sujana Angsar, S.H., M.H.
Ridwan dalam satu kesempatan menyampaikan harapannya kepada Salesius dan Mourest agar terus mengembangkan karier mereka di korps Adhyaksa, menjadi kebanggaan bagi keluarga dan juga bumi Flobamorata.
Tentunya, kesuksesan Salesius dan Mourest tidak terlepas dari dukungan penuh tim penyidik lainnya, seperti Achmad Hariyanto Mayangkoro, S.H., Yoanes Kardinto, SH.,MH., Bangkit Yohannes Pangihutan Simamora, S.H., Emerensiana Maria Fatima Jehamat, S.H., Vera Triyanti Ritonga, S.H., S.E., Ak., M.Kn., dan staf Bidang Tindak Pidana Khusus Kejati NTT, Salahudin Yusuf, Lislyana Matilde Atok, serta I Nengah Widhiadnyana.
Saat ini, Salesius dan Mourest tetap fokus pada penyelesaian perkara-perkara yang mereka tangani, dengan harapan agar perkara tersebut segera selesai dan mendapatkan putusan hukum yang kuat. Kolaborasi mereka dalam menghadapi korupsi telah membuktikan bahwa keadilan masih mungkin dicapai di tengah tantangan besar seperti ini. (Om Pena)
Berikut ini puisi untuk Mourest Aryanto Kolobani, S.H., M.H., dan Salesius Guntur, S.H.
Kolaborasi Melawan Korupsi
Di Nusa Tenggara Timur terbit matahari,
Dua putra daerah bersatu dalam cahaya.
Salesius Guntur dan Mourest Kolobani,
Membawa keadilan, menerangi jalan nya.
Sebagai Kepala Seksi, mereka berdiri,
Penyidikan tajam, korupsi mereka gali.
Salesius berpengalaman, hukum di hati,
Mourest yang kuat, berani berdiri.
Bersama tim penyidik, mereka bergerak,
Mengungkap kasus yang tak terkendalikan.
Korupsi merajalela, hukum terluka,
Tapi mereka tahan, tak goyah selama-lamanya.
Pantai Pede dan Hotel Plago terangkat,
Empat tersangka terjerat dalam cengkeraman.
Rutan Klas 2B dan Lapas Perempuan menggenggam,
Mereka yang berdosa, tak bebas lagi bermanja.
Labuan Bajo, pembangunan persemaian modern,
Lima tersangka tak luput dari tindakan tegas.
Rp435.700.000, uang bukti di depan mata,
Korupsi terbongkar, keadilan kita rajut kembali.
Kolaborasi gemilang, Salesius dan Mourest,
Putra daerah, pahlawan tanpa keraguan.
Pimpinan mereka, Ridwan memberi dukungan,
Keluarga, bumi Flobamorata, bangga tanpa batasan.
Dukungan tim penyidik tak tergantikan,
Achmad Hariyanto, Yoanes, dan yang lainnya.
Berdiri bersama, sebagai pemberantas,
Menghadapi korupsi, mereka tak goyah dalam perjalanan.
Salesius dan Mourest, fokus tak tergoyahkan,
Penyelesaian perkara, harapkan keputusan yang adil.
Kolaborasi melawan korupsi, cerita luhur kita,
Di tengah badai, keadilan tetap berdiri tegak dan stabil.
(By Om Pena, 20 September 2023)