Kisah Anggreani Kudu Lobo: Dari Impian Wisuda hingga Tragedi Bunuh Diri di Jembatan Liliba

Kisah Anggreani Kudu Lobo: Dari Impian Wisuda hingga Tragedi Bunuh Diri di Jembatan Liliba

KUPANG, PENATIMOR – Kupang, sebuah kota yang indah dengan beragam cerita di setiap sudutnya. Namun pada Selasa pagi, 10 Oktober 2023, cerita sedih dan mencekam kembali menghiasi jembatan Liliba yang terkenal itu. Tempat yang kini menjadi saksi sejati tragedi bunuh diri seorang perempuan muda.

Dalam pagi yang masih berkabut, warga sekitar terkejut ketika mereka menemukan sosok jenazah seorang perempuan muda di bawah jembatan Liliba.

Dalam posisi yang penuh tragis, tubuhnya terbaring di atas pepohonan dengan posisi tengkurap dan mengenakan baju merah.

Masyarakat sekitar terkejut dan tak percaya dengan apa yang mereka temukan. Kabar tentang penemuan jenazah ini dengan cepat menyebar melalui grup WhatsApp, membuat heboh seluruh kota.

Sebuah video yang diambil oleh salah seorang saksi pun menjadi viral, menggambarkan betapa tragisnya kejadian ini.

Korban diketahui bernama Anggreani Kudu Lobo (AKL). Dia adalah seorang mahasiswi yang sedang mengejar mimpinya di salah satu kampus di Kota Kupang.

Namun, kenapa dia sampai nekat mengakhiri hidupnya dengan cara yang mengerikan ini?

Pihak warga segera melaporkan penemuan jenazah ini kepada pihak berwajib di Babimkamtibnas kelurahan Liliba.

Jenazah AKL kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang. Keluarga korban yang berduka juga sudah berada di sana, terpukul oleh berita yang mendalam ini.

Sementara itu, polisi masih menyelidiki lebih lanjut penyebab dan motif di balik tindakan tragis ini.

Pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait peristiwa ini, tetapi masyarakat terus berharap agar kebenaran segera terungkap.

Berbagai cerita dan spekulasi berkembang di tengah masyarakat.

Salah satu cerita yang beredar adalah bahwa AKL sebenarnya berencana untuk merayakan kesuksesannya di hari itu, karena dia sudah berhasil menyelesaikan studinya. Namun, sayangnya, namanya tidak tercantum dalam daftar wisudawan kampusnya.

Bahkan, sepeda motor milik AKL, Yamaha Fino dengan nomor polisi DK 5257 FAB kini diamankan di Mapolresta Kupang Kota.

Di Ruang Jenazah RSB Titus Uly Kupang, keluarga korban masih terus berada di sana, mencoba mencerna kenyataan yang pahit ini.

Mereka terlihat sangat terpukul dan berduka, sementara jenazah AKL masih berada di sana.

Pihak keluarga yang hadir di sana terlihat sangat sedih, terutama sang ibu yang terus menangis.

Menurut informasi yang diperoleh dari keluarga korban, AKL sebenarnya berencana untuk mengikuti gladi wisuda di kampusnya pada hari itu.

Dia bahkan meminta sang nenek untuk membangunkannya pukul 01.00 Wita dini hari. Namun, neneknya lupa, dan saat dia bangun pada pukul 3.00 Wita, AKL sudah pergi meninggalkan rumah.

Ibu korban yang sangat mencintainya mulai mencari keberadaan AKL hingga akhirnya pergi ke kampus. Namun, terungkap bahwa nama AKL tidak terdaftar sebagai salah satu wisudawan yang akan mengikuti upacara wisuda.

Selain itu, beberapa bukti yang ditemukan juga mengindikasikan bahwa AKL merasa gagal, mungkin karena hasil nilai kuliahnya yang tidak memuaskan.

Semua ini menjadi teka-teki yang sulit dipecahkan oleh keluarga dan pihak berwajib.

Kejadian ini tidak hanya meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga AKL, tetapi juga menggugah rasa iba di hati semua orang yang mendengarnya.

Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, korban yang merupakan mahasiswi Poltekkes Kemenkes Kupang tersebut sempat meminta izin pergi make up untuk mengikuti prosesi wisuda yang akan dilaksanakan pada hari ini, Selasa (10/10/2023).

Hal itu diungkapkan langsung Desinta May Niha, yang merupakan keluarga korban ketika diwawancarai awak media di Ruang Jenazah RSB Titus Uly Kupang, pada Selasa(10/10/2023).

Desinta mengaku bahwa awalnya korban meminta izin untuk pergi make up pada pukul 02.00 Wita dini hari untuk keperluan wisuda, setelah itu tidak ada lagi kabar hingga korban ditemukan tewas di kolong Jembatan Liliba.

Pihak keluarga juga sudah siap untuk mengikuti wisuda, namun anehnya korban juga tidak tunjukan undangan wisuda. “Tidak ada undang wisuda,” kata Desinta.

Jenazah korban akan dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Sumba Timur pada Rabu (11/10/2023) besok.

“Jenazah nanti kita bawa ke Sumba timur besok. Ini malam nginap tahan di Oesapa di kos,” jelasnya.

Kita semua berharap agar peristiwa semacam ini tidak terjadi lagi, dan semoga AKL menemukan kedamaian di tempat yang lebih baik di sisi Tuhan. (bet)