KUPANG, PENATIMOR – Badai Seroja yang menghantam beberapa wilayah di Provinsi NTT awal April lalu bukan saja berdampak di daratan namun juga pada ekosistem laut.
Selain korban nyawa dan rusaknya sejumlah fasilitas dan rumah serta sarana lain, ekosistem laut di wilayah Kota Kupang dan sekitarnya hancur diterjang badai Seroja.
Sejumlah terumbu karang hancur karena badai Seroja tersebut sehingga proses pemeliharaan dan pemulihan terumbu karang yang rusak pun butuh waktu lama dan dana yang tidak sedikit.
Sejumlah anggota Direktorat Polair Polda NTT pun melakukan langkah nyata menyelamatkan terumbu karang tersebut.
Mereka menggandeng PSDKP Kupang dan Komunitas Au Manekat Tasi (beta/aku cinta laut) serta komunitas Underwater Kupang menyelamatkan terumbu karang di wilayah Kota Kupang dan sekitarnya, Minggu (5/9/2021).
Empat anggota Direktorat Polair Polda NTT, PSDKP Kupang dan perwakilan dua komunitas ini melakukan transplantasi terumbu karang di wilayah teluk Kupang.
Transplantasi merupakan teknik pelestarian atau rehabilitasi terumbu karang yang terdegradasi dengan teknik pencangkokkan.
Transplantasi karang ini berperan dalam mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak akibat badai seroja dan juga untuk membangun daerah terumbu karang yang baru yang sebelumnya tidak ada.
Aipda Joel Bolang dan rekannya mengawalinya dari wilayah Rumah Tujuh, Kelurahan Namosain, Kecamatan Alak, Kota Kupang, NTT menggunakan RIB Intercept.
Ada 150 terumbu karang di sekitar Teluk Kupang yang ditransplantasi.
“Kegiatan sosial ini dilaksanakan sebagai upaya pemulihan kembali terumbu karang yang hancur akibat badai seroja beberapa waktu lalu, mengingat pentingnya peran terumbu karang bagi ekosistem laut,” ujar Aipda Joel Bolang, salah satu anggota Dit Polair Polda NTT asal Kabupaten Alor yang menggagas kegiatan ini.
Cari Dana Sendiri
Keterpanggilan memelihara terumbu karang berawal pada tahun 2013 lalu. Saat itu ia mengajak rekannya melakukan snorkling. Rekannya berasal dari berbagai kalangan.
Di tahun 2016, Aipda Joel Bolang mengikuti pendidikan instruktur dan mulai aktif melakukan snorkling memantau terumbu karang.
“Setiap akhir pekan kami menyelam dan terumbu karang di sekitar Nunhila hingga Tenau sangat bagus,” kata dia.
Namun sejak badai Seroja, terumbu karang mulai rusak. Kerusakan terumbu karang mencapai hingga 80 persen. Untuk bisa normal kembali butuh waktu lama.
Sejak bulan April 2021 lalu mereka melakukan upaya pencarian dana. Salah satunya dengan mengumpulkan kertas dan koran bekas yang kemudian dijual.
Mereka juga menjual baju kaos dan keuntungan hasil penjualan dipakai untuk membeli bahan-bahan memelihara terumbu karang.
Hasil penjualan dipakai untuk membeli bahan-bahan transplantasi dan sewa alat selam untuk perbaikan terumbu karang.
“Kegiatan ini kami buat secara mandiri dan kebetulan kami juga instruktur menyelam sehingga kami ajak bekas murid dan rekan penyelam untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial ini,” sebutnya, pada media ini, Senin (6/9/2021) petang.
Lanjutnya, bahwa lokasi yang rusak di sepanjang teluk Kupang mulai dari pantai Kelurahan Nunhila hingga ke Tenau, Kecamatan Alak.
Tingkat kerusakan diperkirakan lebih dari 80 persen. Untuk itu pihaknya menarget perbaikan 1.000 bibit di sekitar perairan rumah tujuh Kelurahan Namosain, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Identifikasi dan Transplantasi
Saat melakukan transplantasi terumbu karang, Aipda Joel dan rekannya terlebih dahulu melakukan identifikasi terumbu karang yang direhabilitasi dan mencari sumber karang dari fragmen karang yang terlepas karena proses alami karena badai dan arus laut yang kuat.
Fragmen karang juga diambil dari donor koloni karang. Mereka harus ke Pulau Semau mencari bibit karang.
Ada 150 bibit karang yang dipilih. “Memilih bibit pun harus teliti. Tidak boleh lebih dari 10-15 centimeter karena banyak juga karang di Semau yang rusak,” ujar Aipda Joel Bolang.
Bibit yang diambil juga pada kedalaman 6-8 meter dan ditanam juga pada kedalaman yang sama.
Bibit yang ada diikat pada rangka dan langsung dipasang. Ada 8 orang yang turun ke laut menanam karang tersebut ditambah 10 orang yang melakukan snorkling.
Aipda Joel Lolang tidak sekedar menanam. Namun kedepan mereka akan turun lagi ke lokasi untuk mengecek perkembangan dan kebersihan.
Kegiatan transplantasi bertujuan menunjang geliat ekonomi masyarakat pesisir, karena ketersedian karang yang tetap terjamin, mengundang wisatawan domestik maupun mancanegara karena dengan melestarikan terumbu karang.
Maka secara langsung akan mendukung peningkatan pariwisata di Indonesia.
Selain itu untuk pengelolaan perikanan karena ekosistem yang berada di sekitar karang juga cukup penting untuk dijaga.
“Pelestarian karang bermanfaat untuk menunjang pengelolaan perikanan,”
pungkasnya. (wil)