KUPANG, PENATIMOR – Pencegahan paham dan aksi terorisme di Indonesia termasuk di wilayah NTT tidak saja menjadi tanggung jawab BNPT dan FKPT, namun butuh kerjasama dan kolaborasi semua pihak.
Dukungan diperlukan dari tokoh agama, pendidik, tokoh masyarakat, unsur pemuda dan media serta kalangan perempuan dan anak.
Hal ini mengemuka dalam FGD monitoring dalam pencegahan radikalisme dan terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTT tahun 2021, Senin 26 Juli hingga Selasa 27 Juli 2021 di Aston Hotel Kupang. Kegiatan ini difasilitasi BNPT RI.
Hadir pula sebagai narasumber kegiatan ini, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT RI, Mochamad Chairil Anwar, SH., dan dihadiri berbagai unsur serta Kepala Badan Kesbangpol NTT Ir. Jhon Oktovianuss, MM.
Kepala Kesbangpol NTT berharap agar program-program FKPT lebih masif dan perlu ditingkatkan pada pengurus- pengurus kedepannya serta program penanggulangan terorisme perlu memperhatikan dari sisi pengembangan ekonomi.
Ketua FKPT NTT, Johanna E. Lisapaly, SH., M.Si., menguraikan mengenai keberadaan FKPT NTT melalui keputusan Kepala BNPT Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pengurus Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Masa Bakti 2020-2022.
“FKPT merupakan mitra strategis bagi BNPT dalam menjalankan tugas atau program pencegahan radikalisme dan terorisme di daerah,” tandasnya.
FKPT NTT memiliki 5 bidang yakni bidang agama, sosial dan budaya, bidang Pemuda dan pendidikan, bidang media massa, hukum dan humas, bidang pemberdayaan perempuan dan anak serta bidang pengkajian dan penelitian dengan berbagai program kerja yang sudah ditentukan BNPT.
Selain berbagai program nasional, FKPT NTT memiliki berbagai program mandiri yang dilakukan seperti pembuatan video pendek dan kegiatan kolaborasi pembagian masker dalam masa pandemi Covid-19.
“Kegiatan mandiri FKPT NTT dengan melakukan koordinasi dengan seluruh elemen yang berkepentingan dalam pelaksanaan program pencegahan terorisme, seperti TNI-POLRI, BINDA, Kesbangpol, FKUB, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Ormas/Tokoh Agama, Masyarakat, pembuatan video-video pendek yang bernuansa mengajak masyarakat agar sama-sama mencegah paham-paham radikalisme dan terorisme di NTT, melaksanakan diskusi rutin lintas pemuda serta melaksanakan sosialisasi bersama gugus tugas covid19 kepada masyarakat agar wajib masker,” tambah Ketua FKPT NTT.
Para peserta juga mengapresiasi program penanggulangan terorisme di NTT dan mengingatkan bahwa NTB-NTT memiliki historis/hubungan pernikahan, tentu harus menjadi perhatian dalam menanggulangi terorisme.
Pendeta Yusuf Nakmofa dari FKUB berharap agar FKPT NTT harus melaksanakan fungsi pencegahan dan koordinasi dengan FKUB, sehingga selalu bersinergi dengan program FKUB, dengan demikian fungsi FKPT dalam pencegahan ini dapat terlaksana.
Drs H. Husen Anwar dari Kementerian Agama RI berharap FKPT dan BNPT bisa memberdayakan lembaga terkait terutama lembaga pendidikan.
Drs. H. Abdulkadir Makarim, Ketua PWNU NTT berharap kegiatan pelibatan masyarakat dalam pencegahan terorisme di NTT terus dilaksanakan agar hal-hal yang menjadi misi BNPT dan FKPT tercapai.
Kasubdit Pemberdayaan masyarakat, Mochamad Chairil Anwar, menjelaskan kalau program pencegahan selalu berkolaborasi dengan semua pihak terkait dan perlu sinergitas dari semua pihak.
“Memberantas terorisme perlu kerjasama dari semua pihak dan dilakukan sejak dini,” ujarnya.
Pihaknya juga berharap kedepan FKPT NTT memiliki sekretariat bersama yang dimanfaatkan untuk kegiatan FKPT. (wil)